Jumat, 09 Maret 2012

Filantropis Keuangan


Uang memiliki beragam makna, tergantung pada apa yang dipersepsikan seseorang, dan hal ini mengarahkan pada perilaku yang beranekaraga juga terkait uang. Akan tetapi perkembangan ilmu keuangan sendiri juga begitu cepat dalam mengcover beraneka ragama persepsi tentang uang dan dapat mengarahkan pada perilaku yang bias. Salah satu terobosan penting adalah mulai di kumanangkan lagi atau di kaji kembali tentang financial spiritual quotient (FSQ) yang salah satu kajiannya adalah mengenai filantropis keuangan, dan dalam tulisan ini akan memfukuskan pada istilah tersebut.
Filantropis dapat diartikan sebagai mencintai sesama manusia yang diwujudkan kedalam bentuk memberikan bantuan harta kepada pihak yang membutuhkan dengan tujuan pemberdayaan (proses, cara). Dengan demikian filantropi sama dengan mengajarkan dan memberikan kail kepada orang yang membutuhkan, sedangkan derma sama dengan memberikan ikan. Berpijak pada definisi tersebut, dipahamai bahwa filantopis keuangan merupakan salah satu bentuk bagaimana mengasihi orang lain dan langkah konkrit yang dapat ditempuh adalah dengan memberi amal atau sedekah dan lainnya lagi adalah pembedayaan terhadap orang lain yang dilandasi tanggung jawab moral dan ucapan syukur.
Alhasil dari filantopis keuangan ini adalah membantu membersihkan jiwa dari keinginan atau hawa nafsu untuk mencari uang demi kepentingan diri sendiri atau kepentingan yang menyimpang dari standar moral dan etika. Namun sepengetahuan penulis bahwa untuk menjadi seorang filantrop tidaklah harus menunggu sampai kaya raya melainkan dengan upah/gaji sebesar berapa pun dapat digunakan untuk menjadi seorang filantop keuangan. Nalarnya adalah bagaimana kita membagi sejumlah uang dari penghasilan untuk menjadi amal atau perpuluhan. Hal ini begitu sederhana sekali tapi kalu dikritisi sebenarnya manfaatnya sangat luar biasa besarnya. Karena kebaikan yang dilakukan dengan tulus pasti akan mendapatkan imbalannya, entah dalam rupa uang, kesehatan atau apa saja.
Ulasan sebelumnya secara implisit diaertikan bahwa lakukan saja kebaikan tanpa memikirkan imbalannya karena semua itu akan mendatang hasil yang baik dan selain itu juga menyiratkan adanya logika Tuhan yang sangat luar biasa. Hal ini mungkin agak abstrak sehingga susah untuk memahaminya. Sebagai ilustrasi saja dan ini merupakan kisah nyata, Bill Gates dan Warrent Buffet merupakan dua orang filantrop keuangan dan mereka lakukan itu secara kontinyu. Dimana mereka menggunakan kekayaan yang banyaknya untuk memberdayakan orang lain melalui organisasi sosial mereka. Dalam contoh ini, tampak bahwa filantropis keuangan merupakan salah satu tanggung jawab kepada orang lain atau meminjam kutipan Semuel Lusi sebagai tanggung jawab moral makluk sukses. Mengapa seperti itu, karena apabila anda berhasil mengalami kesuksesan maka anda harus sadar bahwa kesuksesan anda saat ini sebenarnya ada kesuksesan orang lain yang masuk dalam hidup anda (silahkan anda renungi).
Tidak hanya itu saja, perkembangan ilmu etika yang termanifestasi dalam etika bisnis menganjurkan agar setiap perusahaan wajib melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab untuk memberdayakan lingkungan sekitaran, yang meliputi utamanya adalah manusia. Nah, filantopis keuangan merupakan salah satu manifestasi dari CSR, hanya saja pelakunya berbeda yaitu individu/rumah tangga/personal dan bukan perusahaan sehingga dapat disebut tanggung jawab sosial pribadi atau personal social responsibility (PSR).
Dari uraian di atas, telah tampak bahwa filantopis keuangan merupakan uapya kesadaran diri manusia untuk mengasihi sesama manusia yang merupakan sesama makluk ciptaan Yang Kuasa. Selain itu bahwa filantopis keuangan juga sebenarnya menujukkan seberapa tinggi kecerdasan spiritual anda, yang mana kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi arti/nilai atau makna dalam kehidupan. Dan kecerdasan ini (SQ) ini merupakan salah satu kecerdasan bawaan manusia, atau dengan kata lain yaitu salah satu anugerah yang diberikan oleh sang kuasa secara cuma-cuma. Dengan demikian, melakukan filantopis keuangan atau menjadi filantrop keuangan merupakan salah indikator dari seberapa cerdas anda dalam spiritual anda. Atau dengan kata lain yaitu melakukan atau menjadi seorang filantop keuangan yang tulus dan iklas menujukkan tingginya kecerdasan spiritual anda. Akhir kata, semoga saja anda semua dapat menjadi filantop keuangan yang berlandaskan kesadaran dan bukan paksaan. Salam sukses….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar