Selasa, 06 Maret 2012

Gaji Besar Bukan Segalanya


Gaji merupakan hak bagi karyawan setelah bekerja atau melakukan sesuatu. Dalam arti kata gaji merupakansutu wujud dari pertukaran dan biasanya antara usaha plus waktu dengan sejumlah uang sebagai gantinya. Terkait semakin besar gaji maka semakin besar jumlah uang yang diterima merupakan suatu hal atau kondisi yang diharapkan atau diinginkan oleh karyawan atau pekerja. Dan tidak naif apabila memang seorang karyawan sangat memngingininya karena semakin besar uang yang diterima makan semakin besar pula kemampuan membeli susuatu atau menukarkannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup.
Sampai di sini tampak bahwa gaji begitu dominannya dalam membuat seorang pekerja termotivasi atau siap saja untuk bekerja, bekerja dan bekerja lebih kuat demi mendapatkan gaji yang lebi besar. Tapi nanti dulu karena membahas tentang manusia begitu kompleksnya, menimbang ada begitu banyaknya faktor yang perlu dikaji selain pemberia gaji yang begitu besar. Nalarnya adalah gaji besar yang diterima tidak sennatiasa menjamin kepuasan kerja, dan faktor lainnya itu diantaranya adalah kondisi kerja yang layak, bentuk komunikasi yang terbuka, kesempatan menapaki karier yang sehat dan masih banyak lagi. dengan demikian, gaji hanyalah salah satu faktor tapi tidak memberi kepuasan total.
Abraham Maslow sang tokoh terkenal motivasi yang menemukan teori motivasi mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari lima jenjang atai hirarki. Dan kebutuhan paling dasar adalah kebutuhan fisik dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Sekilas bahwa teori kebutuhan maslow tersebut tidak selamanya mengartikan uang sebagai faktor dominan pendorong spirit kerja apalagi kepuasan pekerja. Karena biar pun gaji diberi tinggi namun tidak didukung dnegan pemberian kesempatan mengaktualisasi diri maka kemungkinnanya kecil apabila karyawab akan puas. Nalarnya adalah memnag uang dibutuhkan dan sangat naif apabila berkata tidak namun seorang pekerja yang memang memiliki kebutuhan untuk menunjukkan atau ingin mengeluarkan potensinya akan merasa tidak nyaman dengan kondisi kerja seperti itu dan mungkin saja akan memicu sikap negatif untuk hengkang alias pergi dari perusahaan atau organisasi tersebut.
Sampai di sini cukup jelas bahwa uang tidaklah selalu menjamin seseorang mengeluarkan potensinya dengan sungguh-sungguh. Dalam pengertian bahwa sebagai pemimpin memang perlu memperhatikan gaji karyawan namun janganlah berkesimpulan bahwa semua manusia pasti termotivasi dengan memberikan gaji yang tinggi. Khusus bagi karyawan-karyawan tertentu yang terutama berlatar belakang pendidikannya cukup bagus cenderung akan lebih memprioritas faktor-faktor yang kompleks daripada sekedar uang, uang dan uang. Dan hal ini mejadi hal penting yang harus diperhatikan pemimpin sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai, dan tentu saja si pemimpin itu sendiri pun akan mendapatkan keuntungan karena dinilai kinerjanya baik berdasarkan kontribusi bawahannya. Dengan demikian, pahamilah karyawan sebagai suatu keseluruhan atau sebagai seorang manusia seutuhnya sehingga membuka cakrawala untuk bagaimana memimpin dan mengelola mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar