Kamis, 15 Maret 2012

Valuta Asing


Era globalisasi membuat perekonomian suatu negara menjadi saling terhubung dengan negara lain. Akibat dari globalisasi itu adalah meningkatnya peranan valas atau valuta asing sebagai suatu komoditas yang memainkan berbagai peranan. Seperti investasi, spekulasi atau pun sebagai alat pembayaran lalu lintas antara negara. Terkait yang terakhir itulah yang menjadi fokus dalam tulisan ini. Valas adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.
Merujuk pada definisi tersebut tampak bahwa selain sebagai alat tukar, juga harus mempunyai catatan di Bank Indonesia. Hal ini dapat pembaca ikuti di berbagai surat kabar seperti kompas dan bisnis Indonesia. Namun karena valas adalah alat pembayaran maka alat ini juga berimplikasi pada keseimbangan perekonomian suatu negara. Sebagai contoh seperti krisis moneter 1998, krisis global 2008 atau pun krisis utang eropa 2011. Didorong oleh plus dan minus dari valas, maka pemerintah melalui bank sentral bertugas untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan berusaha mereduksi fluktuatifnya.
Menimbnag bahwa berfluktuatifnya valas akan mempengaruhi perekonomian negara seperti terjadinya inflasi. Nalarnya adalah inflasi dapat terjadi karena adanya dorongan peningkatan biaya. Peningkatan biaya ini karena untuk memperoleh input harus di impor dari luar negeri sehingga terdepresiasinya mata uang rupiah akan meningkatkan biaya perolehan input. Sebagai contoh, ketika 1 januari 2012 kurs valas bernilai Rp.5.000 per dollar dan pada tangga 1 maret 2012 menjadi Rp.6.000 per dollar maka otomatis untuk memperoleh input yang di impor meningkat sebesar Rp.1.000 (Rp.6.000 – Rp. 5.000).
Dari contoh yang disederhanakan di atas, tampak bahwa valas begitu berpengaruh pada perekonomian suatu negara. Dan belum lagi apabila hal itu ditambah dengan faktor spekulasi maka akan menambah gonjang ganjingnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, untuk mereduksi adanya fluktuatif valas maka ekspor suatu negara harus melebihi impornya dan kelebihan itu janganlah terllau ekstrim melainkan selisih yang normal. Apabila hal ini terjadi maka akan meningkatkan cadangan devisa dan semakin besar cadangan devisa suatu negara maka akan semakin baik pula kesehatan perekonomian suatu negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar