Selasa, 13 Maret 2012

Ketergantungan


Apa yang perlu dilakukan untuk membuat seseorang melakukan apa yang anda kehendaki? Pertanyaan itu adalah esensi dari kekuasaan. Mengapa, karena definisi dari kekuasaan adalah bagaimana mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang kita kehendaki. Merujuk pada definisi tersebut tampak bahwa semakin besar ketergantungan seseorang pada orang lain, maka semakin besar pula kekuasaan orang tersebut. dalam pengertian bahwa kekuasaan pada prinsipnya bersifat netral dan hanya merupakan permainan persepsi saja dari orang-orang, namun seiring berjalannya waktu makna kekuasaan semakin bervariasi dan tidak tertutup kemungkinan telah direduksi sedemikian rupa untuk memenuhi kepentingan diri sendiri.
Manifestasi yang melebar dari kekuasaan telah membuat arti sejati dari makna kekuasaan menjadi kabur dan ambigu, karena ketergantungan itu sendiri dimaksudkan untuk bagaimana mendorong orang lain mengikuti arahan atau nasihat sehingga kemjuan diri atau pemberdayaan diri semakin berkembang. Dalam konteks ini, kekuasaan lebih menitik beratkan pada arah yang benar dan bukan diarahkan pada pemuasan diri yang pada hakikatnya adalam irasional. Dalam tulisan ini akan memfokuskan pada bagaimana mendapatkan kekuasaan dan bagaimana menggunakannya dengan tepat.
Terkait bagaimana memperoleh kekuasaan, dalam tulisan ini akan memfokuskan pada kekuasaan karena kemampuan atau pengetahuan. Penjelasannya adalah seseorang memiliki kekuasaan atas orang lain karena dirinya memiliki pengetahuan atau kemampuan yang dibutuhkan oleh orang lain. Merujuk pada arti sebelumnya tampak bahwa kekuasaan jenis ini karena atribut pribadi dan mengindikasikan adanya hubungan mutualisme alias win-win solution. Karena orang yang memiliki kemampuan tersebut membantu orang lain karena dirinya memiliki kemampuan serta pengetahuan, dan sumbernya tentu saja karena orang tersebut telah mengalami proses pembelajaran. Karena tak mungkin seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan kalau dirinya tak belajar.
Sedangkan bagaimana menggunakan kekuasaan tersebut, dapat dimulai dari bagaimana seseorang mengamati konteks dengan bijak. Maksudnya adalah bagaimana menggunakan kemampuan dan pengetauan agar jangan sampai dieksploitasi oleh orang lain. Dalam pengertian bahwa orang yang meminta anda itu hanyalah berusaha untuk memanfaatka anda. Oleh karena, ketika menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, sebaiknya janganlah terburu-buru melainkan tetap kritis dan dilandasi win-win solution. Mengapa, karena bermodalkan kritis maka orang tersebut tetap akan mampu mengarahkan dirinya sebagai kail dan bukan ikan. Nalarnya adalah bagaimana orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan memainkan fungsi sebagai kail daripada sebagai ikan sehingga mampu mendorong orang lain untuk lebih bijak dalam mempelajari kemampuan dan pengetahuan yang anda miliki.
Selanjutnya dalam menggunakan kekuasaan karena kemampuan dan pengetahuan adalah tetapkan komitmen untuk menggunakannya disertai kerendahan hati. Menimbang walaupun anda memiliki kemampuan dan pengetahuan tapi kalau anda sombong maka anda relatif tidak akan diminta pertolongan atau anda sendirilah yang mengurangi kekuasaan terhadap orang lain. dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gunakanlah kekuasaan anda berdasarkan pengetahuan dan kemampuan dengan tujuan yang mulia yaitu pemberdayaan dan bukan untuk memenuhi kepentingan diri yang pada hakikatnya adalah manifestasi dari kemunafikan dan irasionalitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar