Jumat, 09 Maret 2012

Cerdas Mengelola Keuangan Ketika Harga BBM Meningkat


Naiknya BBM secara otomatis meningkatkan pengeluaran, karena selisih naiknya harga BBM. Hal ini bagi kelas atas, tidaklah begitu bermasalah namun bagi kelas menengah ke bawah cukup terasa. Menimbang dibutuhkan jumlah uang tambahan untuk membeli BBM, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengeluaran untuk BBM biasanya dilakukan setiap hari. Untuk itu, bagaimana cara yang dapat ditempuh untuk menyiasati kenaikkan BBM namun relatif tidak mengganggu arus kas sehingga menggeser surplus menjadi defisit?
Dalam tulisan ini akan memfokuskan untuk menjawab pertanyaan di atas sehingga kenaikkan BBM tidak mengganggu keseimbangan arus kas. Untuk menjawabnya, perlu dideskripsikan terlebih dahulu bagaimana pola-pola pengeluaran rumah tangga/pribadi. Setelah menerima gaji, uang tersebut akan di pos-poskan misalnya seperti untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak-anak, kesehatan anak-anak dan lain-lainnya. Dari deskripsi pos penerimaan da pengeluaran tersebut, tampak bahwa naiknya BBM menuntut rumah tangga/pribadi untuk mengeksekusi pos-pos tertentu.
Ditujukan untuk memperjelas, ketika menerima gaji atau pendapatan per periode waktu tertentu, rumah tangga/pribadi perlu terlebih dahulu menyisihkannya untuk ditabung baru dialokasikan ke pos-pos lainnya. Dan terkait kenaikkan BBM, rumah tangga/pribadi sebaiknya membuang pos-pos pengeluaran yang kurang bermanfaat, misalnya pos-pos pengeluaran yang kecil tapi kalau diakumulasi cukup besar biayanya. Pos-pos yang dimaksud yaitu seperti biaya membeli pulsa HP, dulunya suka membeli pulsa dan nelpon sana-sini saat ini perlu dikurangi. Pos pengeluaran seperti berjalan ke mall untuk membeli sesuatu, saat ini harus di kurangi. Pos pengeluaran untuk keluar menggunakan kendaraan mulai dikurangi, dalam pengertian gunakan kendaraan untuk keperluan yang memang harus dilakukan. Dan masih banyak lagi pos-pos pengeluaran kecil-kecil tapi akumulasi totoalnya sangat besar.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perlu adanya upaya meningkatkan penerimaan. Salah satunya seperti membuka usaha yang menghasilkan tambahan penghasilan. Untuk kerja tambahan, boleh-boleh saja asalkan tidak menggangu kestabilan dalam keluarga karena bagaimana pun keluarga membutuhkan perhatian kasih sayang anda. Dan yang cukup signifikan adalah kenaikkan BBM sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru pertama terjadi, melainkan telah terjadi beberapa kali terhitung sejak abad 21. Oleh karena itu, belajarlah dari pengalaman kenaikkan BBM saat ini bahwa sedia payung sebelum hujan menjadi hal yang perlu dilakukan. Dalam pengertian bahwa mulailah dari saat ini untuk mulai membangun aset keuangan untuk membentengi kebutuhan-kebutuhan tak terduga seperti kenaikkan BBM. Akhir kata, selamat mengelola keuangan anda demi kesuksesan anda menghadapi ketidakpastian keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar