Selasa, 06 Maret 2012

Kisah Sedih Paijo Suparman Dari Kelurahan Belo Kupang-NTT


Cerita ini merupakan salah satu cerita yang direkayasa, karena hanya fiktif belaka. Dan tokoh utamanya adalah temannya penulis yang dalam tulisan ini bernama Paijo Suparman. Ceritanya seperti ini, suatu sore tanggal 1 atau 4 Februari 2012, Paijo Suparman mengajak penulis dan dua orang teman untuk pergi ke mal. Dan dari teman-teman yang diajaknya, hanya penulis yang ikut walaupun sebenarnya penulis enggan ikut, tapi hanya karena sudah lama tak berjumpa dan ingin membangun hubungan maka penulis pun ikut ajakan si Paijo Suparman. Kami berdua pergi dengan mengendarai sepeda motor milik Paijo Suparman jam 5 sore. Kisahnya pun berlanjut, dimana dalam proses jalan-jalan ke mal ramayanan Kota Kupang, penulis mendapatkan pelajaran yang sangat berarti. Tepatnya baca saja kisah ini hingga selesai.
Paijo Suparman adalah seorang pemuda polos dan baik hati  yang telah cukup tinggi jenjang pendidikannya (kira-kira itulah persepsi penulis). Walaupun pendidikannya cukup tinggi, dia adalah seorang yang memiliki api semangat tinggi untuk ikut-ikutan gaya atau dalam bahasa kerennya adalah suka bagaya atau ikut model. Ketika sedang berjalan-jalan ke mal Ramayana di Kota Kupang bersama penulis, dalam perjalanannya itu, tiba-tiba mata si Paijo Suparman terbelalak matanya membesar bagaikan lampu neon 10000 watt karena melihat seorang wanita yang seksi aduhai dengan pakaian yang seksi dan ngepres abis deh. Dirinya tertegun heran dan begitu terpana hingga menembus hatinya seolah-olah berkata dalam dirinya bagaimana kalau saya juga memberi kekasih saya pakaian yang sama dengan si wanita seksi yang menggunakan pakaian serba seksi dan ngepres tersebut.
Tak menunggu lama, si Paijo Suparman pun langsung pergi bertanya pada si gadis seksi dan ngepres abiiissss tersebut, dimanakah kamu membeli pakaian indah itu karena aku pun hendak membeli pakaian itu untuk kekasihku sebagai hadiah ulang tahunnya pada tanggal 15 Februari nanti. Sang cewek seksi itu pun menjawab, beta beli di mall dan langsung menunjuk tempat pembeliannya yang kebetulan tak jauh dari tempat si Paijo Suparman berdiri. Ok terimakasih, beta pi beli sekarang. Dengan penuh gagah perkasa dan kepercayaan diri yang luar biasa, si Paijo Suparman menuju tempat pembelian dan langsung membelinya dengan harga Rp.899.000.
Setelah membeli, penulis dia dan pun pulang dan keesokan harinya, tepat ketika kekasihnya berulang tahun, si Paijo Suparman memberikan satu setelan pakaian yang telah dibungkus rapi dan tertulis di atas bungkusan kado “selamat ulang tahun my darling, kekasihku lembut gemulai”. Karena diberikan oleh si Paijo Suparman maka kekasihnya begitu gembira ria dan merasa bangga terhadap cowoknya atas perhatiannya, namun sebenarnya sang kekasih belum tahu apa bentuk yang sebenarnya dari pakaian pemberian si Paijo Suparman. Tetapi tidak sampai di situ saja kisahnya, karena selang beberapa hari ada acara syukuran karena ada anak tetangga yang barusan wisuda. Sang kekasih itu pun bersama si Paijo Suparman ikut menghadiri acara tersebut, dan kekasihnya Paijo Suparman menggunakan pakaian indah yang di beri oleh si Paijo Suparman ketika berulang tahun. Dan keputusan menggunakan pakaian itu sebenarnya paksaan si Paijo Suparman
Wao, luar biasa sekali kata si Paijo Suparman setelah melihat kekasihnya menggunakan pakaian pembeliannya dan sang kekasih pun juga merasa bangga sekali dengan pujian dari Paijo Suparman. Cerita pun berlalu dan mereka berdua sampai pada acara syukuran yang banyak dihadiri orang-orang. Ketika Paijo Suparman dan kekasihnya tiba di tempat syukuran, tanpa mereka sadari bahwa kekasihnya si Paijo Suparman menjadi pusat perhatian dari semua orang yang ikut hadir dalam acara syukuran tersebut.
Waktu pun berlalu, tiba-tiba ada seorang tante yang tinggal dekat tetangga pun mengomentari dandanan kekasihnya si Paijo Suparman. Dan begitu setelah di dikomentari maka wajah kekasihnya Paijo Suparman memerah bagaikan darah segar karena merasa malu atas penampilannya. Tanpa menunggu waktu, langsung saja kekasihnya Paijo Suparman menampar Paijo Suparman dengan begitu kerasnya, plakkkk. Kagetlah Paijo Suparman atas tamparan itu, dan dengan wajah kaget dan bingung maka Paijo Suparman bertanya mengapa engkau menamparku. Jawab sang kekasih, kamu mempermalukanku karena menyuruhku memakai pakaian yang kamu beli ini. coba lihat apa kata tamu-tamu bahwa penampilanku norak sekali dan tidak menunjukkan etika dalam berpakaian.
Seketika itu juga si Paijo Suparman pun terhentak dan sadar bahwa dirinya salah telah meminta kekasihnya menggunakan pakaian yang memang sangat tidak pastas dalam mengahdiri acara-acara seperti itu. Tapi apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur, teh telah menjadi kopi. Naas sekali nasib si Paijo Suparman karena hari itu juga hubungan asmaranya harus kandas karena sang kekasih tidak mau berhubungan lagi dengan dirinya.
Berpijak dari kisah fiktif ini seperti yang dituturkan di atas, sebenarnya terdapat pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran itu adalah ketika seseorang ingin beraksi atau mengambil tindakan apa saja, termasuk yang terjadi pada temannya penulis ini maka perlu sadar diri. Maksudnya adalah bagaimana kita seharusnya beradaptasi dengan lingkungan dimana pun kita berada/hidup. Lebih spesifiknya yaitu ketika Paijo Suparman membuat keputusan untuk membeli dan meminta kekasihnya menggunakannya, seharusnya Paijo Suparman perlu mempertimbangkan faktor-faktor atau mungkin banyak faktor demi kelancaran tujuan dari tindakan itu sendiri.
Konkritnya adalah seharusnya Paijo Suparman tidak terkecoh dengan penampilan gadis seksi yang ditemuinya dengan bergaun indah itu, si Paijo Suparman perlu mempertimbangkan bahwa keindahan, keseksian, dan kebanggaan seperti yang dilihatnya gadis menggunakan pakaian itu disebabkan adanya dukungan situasi seperti sorotan lampu yang mendorong penampilan dengan pakaian tersebut, tempat dimana seharusnya menggunakannya, tata lampu, tata ruangan dan lainnya turut berpengaruh pada penampilan dan nilai-nilai estetika ketika menggunakan pakaian indah seksi nan ngepres abiiiisss tersebut.
Singkat kata, pesan moralnya adalah bagaimana kita seharusnya paham akan hukum alam bahwa dimana bumi dinjak di situ pulalah langit dijunjung (adaptation). Pelajaran lainnya adalah janganlah terburu-buru membuat suatu keputusan melainkan pertimbangkanlah sebanyak mungkin faktor sehingga meningkatkan peluang tidak mengalami kesalahan atau mungkin kekecewaan seperti yang dialami Paijo Suparman. Tujuan si Paijo Suparman adalah baik yaitu untuk membuat kekasihnya bangga namun Paijo Suparman tidak mempertimbangkan konteks kapan harus menggunakan pakaian indah nan seksi tersebut serta bagaimana kepribadian si kekasihnya yang menurut hemat penulis sebenarnya tidak menyukai pakaian-pakaian yang norak, seksi dan ngepres abisss tersebut. Dengan demikian, sampai disini ceritanya dan tetap gunakan akal sebelum bertindak dan beradaptasilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar