Jumat, 09 Maret 2012

Manusia Biasa


Aku hanya manusia biasa dan kadang-kadang aku berhasil mencapai keberhasilan dan kadang-kadang mengalami kegagalan. Ungkapan sebelumnya sering didengar, entah dari siapa saja. Namun penulis bahwa perlu adanya koreksi menyeluruh atas uangkapan manusia biasa. Nalarnya adalah kegagalan dan keberhasilan bukanlah ditentukan oleh manusia biasa melainkan merupakan warna-warni kehidupan yang perlu dipelajari. Dalam pengertian bahwa tidak ada korelasi antara manusia biasa dengan kegagalan dan keberhasilan (hal yang positif).
Pemahaman manusia biasa sebenarnya menunjukkan ketidakberdayaan diri dan mencoba lari dari kenyataan hidup ini yang penuh dengan warna-warni. Hal ini menjadi salah karena “manusia biasa” menggambarkan keyakinan seseorang bahwa dirinya hanyalah manusia biasa dan sudah sewajarnya mengalami kegagalan. Maksudnya adalah menggunakan kata-kata manusia biasa hanya akan membuat keyakinan negative menjadi bertambah negatif dan berimplikasi pada sikap pasrah dan tidak mau berusaha, berusaha dan berusaha lagi menuju pencapaian tujuan. Selain itu juga dengan mengucapkan apalagi sampai meyakininya akan mengarahkan pada perilku ikut-ikutan dan seolah-olah tidak mampu.
Ulasan di atas didukung juga dengan berbagai penemuan ilmu, khususnya NLP bahwa keyakinan kita adalah manusia biasa akan membuat hubungan antara neuron dalam batok kepala semakin kuat dan hal ini akan mengarahkan pada perilaku. Oleh karena itu, perlu secara sadar mengikis keyakinan bahwa kita adalah manusia biasa dan begitu saja menerima kegagalan hidup serta keberhasilan hidup sebagai apa adanya. Sekali lagi, kegagalan dan keberhasilan hanyalah warna-warni hidup, sehingga yang diperlukan adalah bagaimana menentukan sikap kita dengan bijak dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan. Seperti ungkapan nasihat positif bahwa kegagalan hanyalah sementara namun yang terpenting adalah bagaimana sikapmu dalam menanggapi kegagalan dan keberhasilan itu.
Dalam hal ini, penulis tidak bermaksud untuk mengartikan setiap manusia adalah manusia seperti “Superman” melainkan maksud penulis berdasarkan kajian-kajian ilmiah (NLP) bahwa manusia sebenarnya memiliki potensi yang sangat luar biasa hanya saja manusia tidak mengoptimalkannya dengan bijak. Akhir kata, penulis mengutip ucapan terkenal dari Tony Buzan bahwa perlu adanya upaya sungguh-sungguh untuk membangkitkan raksasa tidur dalam diri kita, yang berarti perlu mengoptimalkan akal yang merupakan karunia sang Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar