Selasa, 06 Maret 2012

Mengapa Diskon Diberikan


Pernahkah anda mendengar atau mungkin berjalan-jalan de swalayan atau supermarket atau tempat pembelanjaan dan melihat ada tulisan diskon. Jika anda pernah melihatnya maka ketika anda membeli barang tersebut pastilah anda akan diberikan potongan harga, entahlah dalam persentase yang relatif menurut si empunya tempat berbelanja itu. Dan mungkin saja dalam benak anda berpikir wah untunglah tidak perlu memerlukan biaya (money) utuh karena mendapatkan potongan harga. Tetapi nanti dulu karena apa yang anda pikirkan tersebut belum tentu seperti yang anda pikirkan karena ada kemungkinan barang yang anda beli setelah diberi potongan harga telah dinaikkan harganya sehingga mengalami titik impas. Namun dalam tulisan ini tidak mengkaji ulasan sebelumnya melainkan akan memfokuskan pada skenario lainnya yaitu apakah anda pernah berpikir bahwa dengan membeli barang pada potongan harga maka tidak akan berefek lanjutan pada rencana pembelanjaan (budget) ataukah tidak?
Logikanya adalah ketika anda membeli produk yang diberi diskon, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami yaitu secara psikologis anda berpeluang mengalami bayangan yang bias karena mungkin saja barang yang anda beli tidaklah anda butuhkan sehingga pembeliannya hanya akan mengeluarkan uang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dan bukan hanya itu saja, karena ada efek lanjutan yaitu akan mengganggu keseimbangan uang. Nalarnya adalah ketika anda mengeluarkan uang untuk membeli barang yang didiskon tersebut maka jumlah uang berkurang sehingga tidak mampu membeli atau mungkin memenuhi kebutuhan lainnya. Dengan pengurangan uang tersebut maka tanpa disadari anda telah kehilangan peluang untuk mengalokasikan uang tersebut untuk membangun aset keuangan.
Toh kalaupun anda memiliki jumah uang yang banyak maka tanpa anda sadari anda setelah di akumulasi akan diketahui bahwa cukup besar apabila terakumulasi uang secara terus-menerus. Lanjut bahwa skenario ini tidak berarti bahwa anda tak harus atau tak perlu membeli barang-barang yang diberi diskon melainkan bagaimana anda memposisikan diri anda untuk jeli atau kritis dalam membedakan kebutuhan dan keinginan. Hal ini tak dapat diabaikan karena berkaitan dengan disiplin diri. tepatnya yaitu bagaimana anda patuh pada rencana pembelanjaan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan membeli barang-barang yang diberi diskon maka anda harus benar-benar mampu membedakan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan ataukah tidak.
Selanjutnya adalah bagaimana anda jeli melihat atau mencermati kemampuan membeli. Penjelasannya adalah bagaimana anda jangan terpengaruh dengan pemberian diskon melainkan walaupun anda membutuhkan barang tersebut tapi kemampuan membeli tidak mencukupi maka anda sebaiknya jangan terpengaruh untuk membeli barang-barang tersebut. Dalam arti kata tetap bersabar hingga kemampuan finansial anda mencukupi untuk membeli barang yang anda butuhkan. Dengan demikian, tetaplah kritis ketika ada stimulus untuk melakukan pembelian barang-barang yang diberi diskon. Akhir kata, selamat menjadi seorang smart consumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar