Tugas
pertama manusia adalah belajar. Karena hanya melalui belajarlah manusia dapat
mengukir sejarah dan menjadi pelaku peradaban. Tidak hanya itu saja, belajar
juga akan menerangi cakrawala manusia sehingga dapat beradaptasi dalam
menjalani hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari sejarah manusia yang mampu
membawa perubahan demi perubahan dengan berbagai temuan metode dan teknologi
untuk memudahkan manusia menjalankan eksistensinya. Lanjut bahwa bermodalkan
pengetahuan yang diperoleh dari belajar jugalah maka manusia dapat membuat
terobosan-terobosan krusial di belahan bumi ini.
Seperti
itulah beberpa manfaat dari belajar yang dilakukan manusia. Hal yang sama juga
terjadi pada kalangan mahasiswa bahwa tugas utamanya adalah belajar, belajar
dan belajar. Karena hanya dengan belajarlah maka mahasiswa dapat menjadi agent
of change dan membawa perubahan pada dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Melalui belajar juga, mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan menimba ilmu pada
bangku kuliah. Catatan bahwa makna belajar di sini tidaklah diartikan secara
sempit seperti hanya pergi kuliah dan selesai. Melainkan lebih pada proses
belajar yang sesungguhnya yaitu bagaimana mahasiswa diasah secara sadar untuk
mengenal hakikat eksistensinya dan bagaimana tanggung jawab yang harus
dilakukan untuk menjadi manusia yang seiring berjalannya waktu akan semakin
mendekati diri untuk sesuai dengan fitrahnya.
Berpijak
pada pemaknaan belajar yang sebenarnya begitu bersifat esensial bagi mahasiswa,
pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana bentuk belajar yang akan
mengindikasikan bahwa mahasiswa benar-benar menjalankan tugas utamanya yaitu
belajar. Untuk itu, perlu dipahami terlebih dahulu tentang bagaimana menjadi
pembelajar mandiri, yang menurut penulis sangat krusial bagi seorang mahasiswa.
Menjadi seorang pembelajar mandiri sebenarnya tidaklah serumit yang dibayangkan
kebanyakan mahasiswa karena hanya membutuhkan kesadaran saja.
Konkritnya
menurut hemat penulis serta pengamatan penulis yang terbatas bahwa mahasiswa
yang merupakan pembelajar mandiri akan terindikasi dalam beberapa bentuk sikap.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
Berinisiatif
Menjadi mahasiswa mandiri
seharusnya dijiwai oleh semangat untuk menjadikan dirinya berguna. Untuk itu
perlu megambil insisatif dalam hidupnya untuk belajar menjadi manusia yang
benar-benar memhami “who am i”.
Nalarnya adalah memahami arti siapa dirinya yang sebenarnya akan memicu
kesadaran untuk mau berkarya dan tentu saja untuk dapat berkarya maka mahasiswa
perlu memahami belajar dan belajar. Lanjut bahwa pemaknaan inisiatif sendiri
juga mengindikasikan bahwa mahasiswa tidak suka berpangku tangan dalam proses
belajar melainkan mengambil prakarsa untuk menimba ilmu. Dengan kata lain,
mahasiswa terus-menerus lapar dan haus akan ilmu dan pengetahuan sehingga mampu
merubah paradigma dari malas belajr atau pun malas kuliah menjadi
senang/bahagia ketika belajar dan rajin kuliah. Tidak hanya itu saja, mahasiswa
juga mampu membagi waktu dengan tepat untuk kapan harus belajar, membaca,
berorganisasi, bermain, refresing diri dan lain-lainnya.
Mempersiapkan
diri
Dalam hal ini, mahasiswa mampu
mempersiapkan apa yang dibutuhkan sebelum memasuki ruang kuliah. Dalam artian
bahwa mahasiswa sudah belajar terlebih dahulu mata kuliah yang akan
dipelajarinya. Selain itu juga, mahasiswa mampu mempersiapkan fisiknya sebelum
mengikuti kuliah sehingga kombinasi dari mempersiapkan diri dalam mental dan
fisik akan semakin meningkatkan percaya diri dan juga tentu saja cakrawala dari
mahasiswa.
Disiplin
membaca
Membaca merupakan aktivitas yang
tak diragukan lagi untuk mahasiswa karena dengan membaca maka mahasiswa akan
semakin paham tentang materi kuliahnya. Dan yang terpenting yaitu mahasiswa
mampu membuka cakrawala berpikirnya yang ditandai dengan perilaku yang
dilandasi pertimbangan-pertimbangan kritis dan etis. Lajut bahwa bermodalkan
kematangan dalam bersikap yang benar dan baik maka mahasiswa juga tidak akan
canggung atau kaget ketika terlepas dari lingkungan akademik. Nalarnya adalah bermodalkan
keberhasilan membangun kebiasaan membaca maka mahasiswa akan terus membawa
kebiasaan unggul tersebut hingga pada universitas kehidupan.
Disiplin
melakukan diskusi
Diskusi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari mahasiswa karena dengan berdiskusi maka mahasiswa akan semakin
mampu memahami pengatahuan. Nalarnya adalah melalui diskusi maka tanpa anda
sadari telah terjadi transfer pengetahuan diantara mahasiswa sehingga hasilnya
pun akan semakin memahami pengetahuan yang sedang dipelajari. Selain itu,
melalui diskusi, mahasiswa juga akan mempererat ikatan manusiawai. Maksudnya
adalah dalam proses berdiskusi maka mahasiswa telah belajar saling mengenal masing-masing
kepribadian sehingga mempertinggi rasa saling memiliki bahwa ilmu pada
prinsipnya tidak hanya untuk diri sendiri melainkan perlu dibagi kepada orang
lain. Alhasil pun kontribusi dapat terjadi dan mahasiswa akan semakin mampu
menjadi agent of change.
Sadar
berpikir positif
Kehidupan kuliah seperti jalan
raya. Maksudnya adalah kadang-kadang berjalan lurus tapi kadang-kadang berjalan
berliku-liku. Spesifiknya yaitu dalam menempuh dan menimba ilmu pada tingkatan
kuliah maka mahasiswa akan berhadapan dengan berbagai tantangan yang
kadang-kadang membuat mahasiswa tergelincir atau mengabaikan tugas utamanya.
Dan solusi untuk itu adalah perlu melakukan berpikir positif, karena pada
prinsipnya berpikir positif adalah menumbuh kembangkan keyakinan bahwa diri
mampu mewujudkan cita-cita dan juga memampukan untuk melihat hal-hal bermanfaat
dari suatu masalah atau pun kegagalan.
Pantang
menyerah
Poin ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari poin-poin sebelumnya. Maksudnya adalah mahasiswa mampu menghadapi
tantangan dalam proses belajar dengan gagah berani dan tidak akan menyerah pada
kesulitan yang menghadang dalam proses belajar di bangku kuliah.
Ulet
dan kreatif
Ulet dapat diartikan sebagai
ketekunan yang luar biasa untuk mengahdapi suatu tantangan sedangkan kreatif
adalah kemampua memcahkan masalah atau pun tantangan dengan berbagai cara.
Berpijak pada arti kedua kata tersebut tampak bahwa mahasiswa diharapkan untuk
ulet dan kreatif selama masih kuliah maupun setelah lepas dari kuliah. Lebih
spesifiknya yaitu mahasiswa mampu menentukan sikap yang tepat untuk menghadapi
tantangan dalam mencapai sarjana serta tetap meengasah kemampuan kreatif dan
keuletan setelah lepas dari kuliah. Alhasil pun mahasiswa tersebut akan semakin
sadar akan eksistensinya dalam siklus hidupnya.
Komitmen
belajar
Seperti yang dikemukakan
sebelumnya bahwa tugas utama mahasiswa adalah belajar maka mahasiswa harus
mampu menumbuhkembangkan dan mempertahankan komitmen untuk tetap belajar dan
belajar hingga ajal menjemput. Karena secara filosofis, belajar merupakan suatu
hal yang mampu menjadikan manusia hidup sewajarnya sebagai mahasiswa. Coba saja
dibayangkan bahwa hanya manusia (mahasiswa) saja yang diberi kesempatan untuk belajar
dan kian hari akan semakin menjadikan diri sebagai fitrah yang hanya
bertanggung jawab pada diri, orang lain, alam semestas dan juga sang Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar