Pemaknaan
miskin atau kaya sangat beragam, karena semua itu adalah persepsi masing-masing
orang. Namun dalam tulisan ini akan mengartikan kaya dan miskin dari perspektif
aset keuangan saja. Oleh karena itu, makna dari kaya adalah kondisi kepemilikan
aset keuangan yang melebihi liabilitas, sedangkan miskin adalah kebalikannya.
Berpijak pada definisi sebelumnya, dipahami dengan jelas bahwa kaya atau miskin
ditentukan dari bagaimana anda mengelola keuangan anda dengan tepat yang
terindikator dari kepemilikan aset keuangan yang meningkat dan terus meningkat.
Selanjutnya,
dengan faktor pembeda atas kepemilikan aset, dipahami bahwa keberhasilan dan
kesuksesan anda dalam finansial tergantung pada diri anda dan bukan orang lain.
Atau dengan kata lain yaitu andalah yang bertanggung jawab menjadikan anda kaya
atau miskin, dan semua itu ditentukan dari pengelolaan finansial untuk membangun
aset keuangan. Dengan demikian, kemandirian dalam finansial akan sangat
ditentukan oleh kesadaran diri untuk berusaha dan berusaha menjadi kaya.
Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab atas kondisi
finansialnya? Untuk menjawabnya, dapat ditelusuri dalam literatur-literatur
finansial yang menspesifikkan cara-cara menjadi kaya, seperti diantaranya
adalah cash flow quadrant (Robert
Kiyosaki), siapa bilang karyawan ngak bisa kaya (Safir Senduk), kaya dengan
CEPIL (Anatoli Karvof), just do it
(Johanes Lim), think and grow rich
(Napoleon Hill) dan masih banyak lagi lainnya. Dari literatur-literatur
tersebut, penulis menganalisis dan menyimpulkan bahwa kaya atau miskin
merupakan suatu tanggung jawab pribadi (self
responsibility), hanya saja untuk mencapainya membutuhkan sikap positif
terlebih dahulu terhadap uang, dan hal inilah yang seringkali orang-orang
mengalami bias. Maksudnya adalah ada indikasi seseorang memandang uang dengan
kaca mata yang keliru (negative attitude).
Spesifiknya
yaitu orang bertendensi berpura-pura atau mungkin tidak disadari bahwa mereka
sebenarnya butuh uang, hanya saja karena persepsi yang keliru dan mengakibatkan
sikap untuk membangun aset keuangan menjadi kabur pula. Alhasil mereka pun tak
berhasil menambah pundi-pundi aset keuangan. Efek lanjutannya adalah rendahnya kebebasan
finansial (financial freedom) dalam
hidup mereka. Dan hal ini akan berpeluang terulang lagi pada generasi
selanjutnya sehingga rantai rendahnya kepemilikan aset keuangan akan sulit
diputuskan. Oleh karena itu, solusi yang dapat ditempuh adalah bagaimana
membangun kebiasaan untuk berpikir positif terhadap uang.
Efek lanjutan
dari berpikir positif adalah bagaimana merangsang benih-benih positif terhadap
uang bahwa uang itu netral atau hanya alat dan tidak perlu dipersepsikan secara
ekstrim, melainkan motivasikan diri untuk berusaha dan berusaha membangun aset
finansial demi kesejahteraan anda, dan bertendensi merembes pada orang lain
(filantropis keuangan). Sebagai penutup, silahkan berlatih untuk berikir
positif terhadap kondisi keuangan anda dan ambillah langkah strategis membangun
aset keuangan melalui disiplin mengelola pengeluaran dan penerimaan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar