Selasa, 15 Mei 2012

Miskin Atau Kaya, It’s up to u


Pemaknaan miskin atau kaya sangat beragam, karena semua itu adalah persepsi masing-masing orang. Namun dalam tulisan ini akan mengartikan kaya dan miskin dari perspektif aset keuangan saja. Oleh karena itu, makna dari kaya adalah kondisi kepemilikan aset keuangan yang melebihi liabilitas, sedangkan miskin adalah kebalikannya. Berpijak pada definisi sebelumnya, dipahami dengan jelas bahwa kaya atau miskin ditentukan dari bagaimana anda mengelola keuangan anda dengan tepat yang terindikator dari kepemilikan aset keuangan yang meningkat dan terus meningkat.
Selanjutnya, dengan faktor pembeda atas kepemilikan aset, dipahami bahwa keberhasilan dan kesuksesan anda dalam finansial tergantung pada diri anda dan bukan orang lain. Atau dengan kata lain yaitu andalah yang bertanggung jawab menjadikan anda kaya atau miskin, dan semua itu ditentukan dari pengelolaan finansial untuk membangun aset keuangan. Dengan demikian, kemandirian dalam finansial akan sangat ditentukan oleh kesadaran diri untuk berusaha dan berusaha menjadi kaya.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab atas kondisi finansialnya? Untuk menjawabnya, dapat ditelusuri dalam literatur-literatur finansial yang menspesifikkan cara-cara menjadi kaya, seperti diantaranya adalah cash flow quadrant (Robert Kiyosaki), siapa bilang karyawan ngak bisa kaya (Safir Senduk), kaya dengan CEPIL (Anatoli Karvof), just do it (Johanes Lim), think and grow rich (Napoleon Hill) dan masih banyak lagi lainnya. Dari literatur-literatur tersebut, penulis menganalisis dan menyimpulkan bahwa kaya atau miskin merupakan suatu tanggung jawab pribadi (self responsibility), hanya saja untuk mencapainya membutuhkan sikap positif terlebih dahulu terhadap uang, dan hal inilah yang seringkali orang-orang mengalami bias. Maksudnya adalah ada indikasi seseorang memandang uang dengan kaca mata yang keliru (negative attitude).
Spesifiknya yaitu orang bertendensi berpura-pura atau mungkin tidak disadari bahwa mereka sebenarnya butuh uang, hanya saja karena persepsi yang keliru dan mengakibatkan sikap untuk membangun aset keuangan menjadi kabur pula. Alhasil mereka pun tak berhasil menambah pundi-pundi aset keuangan. Efek lanjutannya adalah rendahnya kebebasan finansial (financial freedom) dalam hidup mereka. Dan hal ini akan berpeluang terulang lagi pada generasi selanjutnya sehingga rantai rendahnya kepemilikan aset keuangan akan sulit diputuskan. Oleh karena itu, solusi yang dapat ditempuh adalah bagaimana membangun kebiasaan untuk berpikir positif terhadap uang.
Efek lanjutan dari berpikir positif adalah bagaimana merangsang benih-benih positif terhadap uang bahwa uang itu netral atau hanya alat dan tidak perlu dipersepsikan secara ekstrim, melainkan motivasikan diri untuk berusaha dan berusaha membangun aset finansial demi kesejahteraan anda, dan bertendensi merembes pada orang lain (filantropis keuangan). Sebagai penutup, silahkan berlatih untuk berikir positif terhadap kondisi keuangan anda dan ambillah langkah strategis membangun aset keuangan melalui disiplin mengelola pengeluaran dan penerimaan anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar