Tersedianya
berbagai variasi produk dan jasa, memberikan konsumen pilihan yang lebih
banyak. Dengan pilihan yang bertaburan, perlu mewaspadai berbagai perangkap
yang apabila tidak mampu mengendalikan maka pemborosan pun tak dapat terelakkan.
Oleh karena itu agar mampu menjadi konsumen yang cerdas membutuhkan pemahaman
yang tepat akan seni mengelola uang yang tepat. Dan untuk tujuan itulah,
tulisan singkat ini dibuat sebagai suatu jembatan kecil untuk menjadi konsumen
yang cerdas yang akan termanifestasi dalam pembuatan keputusan belanja yang
mengoptimalkan aset dan bukan liabilitas.
Untuk
menjadi konsumen yang cerdas, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
pahamilah tentang efek buruk dari suka belanja alias maniak belanja. Tepatnya
yaitu pemahaman tentang bagaimana kondisi kesulitan keuangan yang berpeluang
terjadi apabila melanggar prinsip fundamental dari pengelolaan keuangan
pribadi. Selain itu juga perlu memahami tentang bagaimana pergerakan
impuls-impuls belanja yang tanpa anda sadari akan mengarahkan pada perilaku
membeli yang berlebihan.
Spesifiknya
dari kedua hal sebelumnya yaitu sadarilah bahwa mengalami kesulitan keuangan
akan membuat hidup anda menjadi suatu kondisi tidak berdaya dan tentu saja
kemampuan membeli atau kemampuan pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan menjadi
terbatas. Dengan keterbatasan yang tidak normal tersebut akan menjadikan hidup
anda seperti ungkapan pepatah “hendak memeluk gunung tapi apa daya tangan tak
sampai”. Kira-kira seperti itulah deskripsi ketika tidak memahami konsekwensi-konsekwensi
logis dari mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan
terkait pemahaman tentang mengontrol diri supaya tidak terjebak dalam pembelian
yang berlebihan, perlu memahami dengan baik tentang bagaimana kekuatan
prioritas. Karena hanya bermodalkan kekuatan kesadaran prioritaslah, orang
mampu mengontrol setiap impuls-impuls yang menyebabkan membeli produk-produk
yang pada prinsipnya tidak bermanfaat alias hanya mengakumulasi liabilitas
saja. Tidak hanya itu saja, untuk mampu mengontrol diri dalam mengelola gaji
dan terhindar dari overspending juga
memerlukan suatu niat dan tekad serta keyakinan diri bahwa anda benar-benar mampu
mengontrol keuangan anda.
Mengapa
memerlukan keyakinan, karena pada prinsipnya keputusan keuangan yang anda buat
sebenarnya merupakan deskripsi dari keyakinan anda tanpa anda menyadarinya atau
mungkin menyadarinya. Menimbang bahwa apa yang anda yakini itu juga yang anda
lakukan. Dan hal ini sebaiknya janganlah disepelkan melainkan benar-benar
disadari karena akan memberi anda energi intenal untuk sanggup mengontol diri
ketika harus membuat keputusan keuangan/belanja. Dengan demikian, jadilah
konsumen yang cerdas dan akan termanifestasi dalam perilaku mereduksi maniak
belanja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar