Saat ini
tulisan-tulisan tentang pendidikan karakter sudah begitu banyaknya dan salah
satunya adalah tulisan singkat ini. Dalam tulisan ini, pendidikan karakter akan dibedah
dalam konteks kehidupan sehari-hari, dimana maksudnya akan lebih memudahkan
bagi pemahamannya. Dalam arti kata tidak bermaksud untuk mereduksi pemahaman
pendidikan karakter yang begitu luas dan mendalam melainkan sebagai salah satu
pintu masuk untuk memahaminya. Oleh karena itu pada ulasan-ulasan sesudahnya
akan dibedah tentag arti dari pendidikan karakter dan bagaimana relevansinya
dalam kehidupan sehari-hari. Atau dalam bahasa konstruksi teori (construction of theory) adalah ontology,
epistemology dan aksiology.
Pendidikan
karakter diartikan sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Berpijak pada definisi sebelumnya tampak bahwa pendidikan karakter
sebenarnya adalah suatu proses bagaimana agar seorang manusia mampu berdikari
sepanjang hidupnya berlandaskan nilai-nilai tertentu, dan apabila menurut
Departemen Pendidikan maka nilai itu berjumlah 18 nilai. Lanjut bahwa 18 nilai sebelumnya merupakan suatu panduan yang kokoh namun tidak
menutup kemungkinan adanya penambahan nilai-nilai lainnya. Hal ini menimbang
bahwa nilai-nilai karakter tersebut dapat juga berasal dari kearifan lokal atau
biasa disebut sebagai pengetahuan lokal.
Sehubungan dengan esensi dari pendidikan
karakter itu, dapat ditarik benang merah bahwa kemanfaatan pendidikan karakter
bukan saja dominan menjadi tanggung jawab suatu institusi pendidikan melainkan
juga diaplikasikan dalam konteks kehidupan masyarakat terkecil. Dan menurut
penulis hal inilah yang perlu dilakukan karena proses penanaman nilai-nilai
karakter tersebut apabila mendapatkan respon dan fokus positif untuk
dikembangkan dalam keluarga maka hasilnya akan sangat meningkat. Untuk itu
perlu adanya kesadaran dari pihak ornag tua untuk tetap berusaha menanam
nilai-nilai karakter pada anak-anaknya
sehingga akan menjadi suatu kebiasaan (habits).
Mengapa perlu menjadikan sebagai suatu
kebiasaan, karena apabila berhasil maka anak-anak yang dididik tersebut akan
benar-benar mampu mengaplikasikannya dengan tepat tanpa harus mendapatkan
kontrol atau paksaan, Dengan kata lain, pelaksanaan nilai-nilai karakter akan
dilakukan berdasarkan kesadaran diri. Lanjut bahwa hal ini memberi suatu
pencerahan bahwa perilaku yang menunjukkan karakter yang bagus akan benar-benar
menjadikan seseorang lebih memahami kebermanfatan dirinya dalam menaungi hidup
dan penuh kesejehteraan.
Guna memperjelas, aplikasi pendidikan
karakter dalam kehidupan keluarga akan tampak dari bagaimana peran orang tua
menjadi teladan bagi anak-anaknya. Seperti bagaimana ornag tua menanamkan
disiplin diri yang berlandaskan pada pemberian reward dan punishment
yang sehat. Dalam hal ini, penulis tidak bermaksud untuk membuat suatu
pemisahan bahwa anak-anak harus dididik dengan keras melainkan dengan penuh
kasih sayang. Nalarnya adalah aplikasi pendidikan karakter merupakan salah satu
buah dari kasih sayang ornag tua pada anaknya sehingga peran ornag tua dalam
mendidik anak berbasiskan kasih sayang akan sangat membantu meretaskan
nilai-nilai karakter tersebut kedalam pikiran bawah sadar anak dan hal ini
merupakan suatu keuntungan bagi orang tua karena seiring berjalannya usia dan
ketika anak telah berjenjang remaja hingga seterusnya maka anak itu akan
berperilaku yang bagus alias berkarakter mantap.
Tidak hanya itu saja, aplikasi
pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari juga meliputi bagaimana proses
penanaman nilai-nilai hidup tersebut melalui komunikasi yang baik dan terarah.
Dalam hal ini, orang
tua perlu menyisihkan waktu yang konsisten untuk membangun komunikasi yang
sekali lagi berbasiskan kasih sayang. Menimbang bahwa dalam komunikasi yang
berbasiskan kasih sayang maka anak akan merasa dirinya dihargai dan disayangi
oleh orang tuanya dan akan membentuk karakter penyayang dan berkontribusi kelak
dalam kehidupannya.
Lanjut bahwa aplikasi lain yang dapat
digunakan orang tua dalam mendidik anak-anak untuk memiliki karakter bagus
adalah melalui kegiatan bersama yang sifatnya membagi tanggung jawab bersama
dalam keluarga sehingga anak akan dibesarkan dalam kehidupan yang benar-benar
memiliki benteng tanggung jawab yang kokoh dan tepat. Dengan demikian, dalam
tulisan singkat ini diharapkan bagaimana aplikasi pendiidkan karakter menjadi
salah satu prioritas orang tua untuk mendidik anak-anaknya melalui
contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari
dan berefek lanjutan menjadi suatu kebiasaan unggul yang merupakan modal dasar
bagi si anak untuk berlayar dalam siklus kehidupannya. Akhir kata, Selamat
direnugi dan diaplikasikan…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar