Rabu, 02 Mei 2012

Smart And Rich


Mencari ilmu hingga ke negeri cina yang berarti belajarlah hingga ajal menjemput. Karena hanya melalui belajarlah maka manusia dapat menjadi pelaku sekaligus legenda bagi dirinya. Dan hal ini dapat disimak dari bagaimana upaya untuk mencerdaskan anak bangsa melalui wajib sekolah. Semua itu merukan suatu kewajiban moral bagi manusia untuk menjadi cerdas melalui belajar yang baik dan benar. Karena pada prinsipnya belajar bertujuan untuk membentuk perilaku yang sopan santun, etis dan kritis. Singkat kata tujuan dari belajar adalah membentuk karakter yang cerdas dan etis.
Tidak hanya itu saja, melalui proses pembelajaranlah maka manusia juga menjadi semakin sadar akan hubungan dengan sang Pencipta dan sesama manusia sehingga tidak secara sembarangan menggunakan kemajuan IPTEK untuk kepnetingan-kepnetingan yang tidak sesuai dengan standar moral. Lanjut bahwa dikaitkan dengan konteks saat ini, terutama dalam bidang keuangan maka belajar juga tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk dilakukan karena hanya memalui belajar jugalah orang dapat mencapai kebebasan keuangan.
Nalarnya adalah melalui belajarlah maka orang dapat memahami seni mengelola keuangan dengan tepat, dan belajar dalam hal ini juga diarahkan pada pembelajaran dari pengalaman mengelola keuangan. Contoh konkritnya adalah melalui belajarlah maka orang dapat memahami arti pentingnya dari pengelolaan keuangan pribadi sehingga mampu mengelola penerimaan uang dengan bijak yang terindikator salah satunya berupa tidak sembarangan dalam membeli melainkan dipikirkan dengan cermat terlebih dahulu. Contoh lainnya adalah bagaimana orang dapat mencegah dan melindungi diri dari peristiwa-peristiwa tak terduga atau tak diharapkan melalui asuransi.
Sampai di sini, penulis bermaksud mendeskripsikan kemanfaatan dari belajar dan bagaimana korelasi dengan manajemen keuangan pribadi sehingga tidak serta merta berpikir dalam dualisme. Maksudnya adalah tendensi berpikir bahwa belajar dan ketepatan mengelola keuangan tidaklah memiliki korelasi yang erat. Lebih spesifik lagi yaitu, penulis merenungkan dan menyimpulkan bahwa menjadi cerdas saja dalam mengelola perilaku belumlah cukup sehingga perlu juga diimbangi dengan kebebasan keuangan. Singka kata yaitu dalam tulisan singkat ini, penulis ingin memberikan apa yang penulis yakini sebagai suatu kebenaran bahwa menjadi manusia yang cerdas dan kaya merupakan suatu hal yang perlu diwujudkan oleh siapa saja sehingga apabila salah satu saja dari dua aspek tersebut dicapai maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut belumlah sepenuhnya menikmati hidup.
Catatan bahwa bukan maksud penulis untuk mendewakan uang karena memasukkan uang dalam aspek kebahagiaan melainkan mencoba tidak menaifkan dengan konteks saat ini, dimana kebebasan keuangan juga merupakan suatu hal yang tidak boleh disepelkan. Menimbang bahwa pemilikan aset keuangan akan membuat anda terhindar dari berbagai kesulitan keuangan. Seperti PHK, tidak cukup uang untuk berobat dan lain-lainnya. Namun jangan juga disepelakan bahwa kesulitan keuangan juga melingkupi penyakit psikologi yang dapat membawa pada hilangnya keharmonisan dalam rumah tangga. Nalarnya adalah kekurangan uang dapat memicu pertengkaran antara anggota keluarga dan broken home pun berpeluang terjadi. Untuk itu, pesan moral yang hendak penulis sharekan adalah jadilah manusia yang selalu haus dan lapar akan ilmu pengetahuan, tetapi juga jadilah seorang yang mampu mencapai kemerdekaan keuangan. Dengan kata lain, imbangilah antara menjadi orang cerdas tapi juga mandiri dan bertanggung jawab dalam keuangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar