Paskah
merupakan suatu peristiwa unik karena mengingatkan dan menyadarkan manusia
tentang jerih payah dan pengorbanan Jesus Kristus. Dan momen ini merupakan
suatu bentuk yang tak dapat diabaikan begitu saja melainkan perlu untuk
direnungi sedalam-dalamnya. Karena Jesus Kristus telah menebus dosa-dosa
manusia sehingga manusia yang pada dasarnya telah berdosa menjadi putih.
Alhasil, manusia hanya perlu menjaga kemurnian atas pengorbanan Jesus Kristus
tersebut. Tidak hanya itu saja, peristiwa menjelang paskah hingga pada
paskahnya telah membuka suatu pandangan baru bagi manusia bahwa bukan hanya
suku bangsa Yahudi saja yang menjadi prioritas melainkan semua umat manusia.
Sejalan
dengan maksud di atas, pemahaman paskah sebagai suatu bentuk refleksi diri akan
menjadikan manusia-manusia yang benar-benar sadar diri bahwa dirinya adalah
manusia yang sama seperti manusia lainnya. Oleh karena itu, momen paskah
sebenarnya akan mengarahkan cara panang yang baru terkait bagaimana memandang
manusia lainnya. Dan hal ini akan membuka sekat-sekat diri untuk menerima serta
bahkan lebih menanamkan perbuatan kasih kepada sesama manusia. Lanjut bahwa
dengan menjadikan paskah sebagai ajang penyadaran diri maka dapat ditarik
benang merah antara paskah dengan apa yang terjadi saat ini. Dimana kekerasan
dan ketidakadilan menjadi suatu hal yang biasa saja. Maksudnya adalah
bermodalkan pemahaman paskah yang benar akan mengarahkan pada tumbuh suburnya
buah-buah kasih kepada sesama manusia.
Tidak
hanya itu saja, pemahaman paskah yang benar akan benar-benar menjadikan kita
sebagai manusia-manusia yang mampu melepaskan sekat-sekat bias tentang sukuisme
atau primordial. Spesifiknya yaitu menjadikan momen paskah sebagai perenungan
mendalam bahwa kematian Jesus Kristus di kayu salib merupakan deskripsi kecintaanNya
kepada semua manusia dan tanpa memandang sukuisme atau primordial. Dengan demikian,
penyimpulan akhir dari pemahaman paskah adalah bagaimana memperkuat dan
mempertajam perbuatan yang berlandaskan kasih, karena menimbang bahwa kematian Jesus
Kristus bukan untuk menebus salah satu dosa dari suku tertentu melainkan pada
semua manusia. Dengan kata lain, pemahaman paskah yang benar-benar sadar akan
membawa perubahan paradigma terkait pelepasan segala macam primordial dan
memandang orang lain sebagai sama-sama manusia ciptaan sang Kuasa. Sebagai
penutup, penulis mengucapkan paskah bagi yang merayakan dan juga bagi yang
tidak merayakan. Semoga saja, momen paskah tahun ini akan membawa penyadaran
diri untuk lebih mampu mengasihi sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar