Ketika masih
SD hingga SMU maka kita berstatus siswa sedangkan jika sudah menempuh jenjang
kuliah maka kita disebut mahasiswa. Dan setelah kita lulus pun maka kita
disebut sebagai manusia. Dari ulasan sebelumnya tampak bahwa kehidupan normal
manusia akan diwarnai dengan proses pendidikan, dan pendidikan itu sendiri tak
mungkin terlepas dari pembelajaran. Yah kira-kira seperti itulah gambaran dari
bagimana manusia diwarnai dalam pembelajaran, hanya saja deskripsi sebelumnya
ditekankan pada pendidikan formal. Dalam artian bahwa orang masih terikat pada
suatau istitusi pendidikan sehingga memicu pertanyaan selanjutnya yaitu
bagaimana setelah lepas dari institusi pendidikan?
Pada saat
seorang mahasiswa terlepas dari bangku pendidikannya maka dirinya telah masuk
dalam universitas kehidupan, dimana kondisinya menuntut adanya suatu keberanian
untuk berkomitmen untuk tetap belajar dan belajar. Namun hal ini sebenarnya
dimaksudkan untuk hanya membatasi saja. Penjelasannya adalah ketika sedang
masih dalam jenjang pendiidkan, sebenarnya sudah merupakan suatu universitas
kehidupan. Oleh karena itu, proses pembelajaran menjadi hal yang signifikan
untuk tetap dilakukan.
Kembali pada
pemahaman universitas kehidupan akan dideskripsikan bagaimana makna sebenarnya.
Maksudnya adalah bagaimana seorang sarjana untuk tetap belajar dari kehidupan
dimana dirinya bereksistensi. Dalam tenpat dimana bereksistensi, manusia
diharapkan untuk tetap belajar dan menambah ilmunya sehingga tidak menjadi
kadarluarsa dalam kemampuan untuk berkarya. Karena sudah menjadi tugas utama
manusia untuk tidak berhenti belajar dan seiring berjalannya waktu akan semakin
mampu mengenali diirnya apa tujuan hidupnya.
Dalam konteks
itulah, manusia menjawab panggilan hidunya supaya menjadi lilin bagi jalan
hidupnya dan tidak tersesat dalam kehidupannya. Spesifiknya yaitu dalam
universitas kehidupan dimana seorang anak manusia belajar akan memberi
pemahaman pada dirinya tentang kebenaran dan kebenaran tersebut akan dijadikan
prinsip-prinsip hidup supaya tidak terkecoh dengan berbagai stimulus yang
diperoleh. Tidak hanya itu saja, dengan melanjutkan ke dalam universitas
kehidupan akan membuat kita tetap awet dalam pikiran dan jiwa karena tanpa
disadari atau pun disadari bahwa kita tetap belajar untuk memperoleh
pengetahuan sehingga hidup kita menjadi berarti.
Bermodalkan
pemahaman akan arti hidup kita maka akan memicu rasa syukur untuk tidak
menyia-nyiakan waktu yang diberi sang Kuasa. Dan hal ini akan semakin
mendewasakan kita dalam berpikir dan bertindak. Seiring berjalannya waktu maka
kita akan sampai pada titik kedewasaan, dimana suatu kondisi yang menjadika
kita proaktif dalam menjalani hidup. Tepatnya adalah melalui proses pembelajar
dalam universitas kehidupan akan membuat kita semakin kuat dan mampu untuk
menjadi manusia yang sadar diri dan menolak segala macam stimulus yang tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip hidup kita. Akhir kata, selamat belajar dalam
universitas kehidupan dan kian hari akan semakin memampukan kita untuk memahami
arti hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar