Salah satu
kesalahan dalam perkembangan ilmu dan pengetahuan di dunia barat adalah hanya
memfokuskan pada peningkatan inteligensi dan menyepelekan aspek-aspek
kecerdasan lainnya. Hingga baru pada beberapa dekade terlahir, para ahli
kecerdasan dan pendidikan mulai melirik pada aspek-aspek lainnya selain
kecerdasan inteligensi, seperti kecerdasan emosi, spiritual dan fisik. Terkait
tulisan ini akan lebih diarahkan pada aspek kecerdasan spiritual yang
termanifestasi dalam karakter berbudi luhur dan memiliki kesetiaan. Spesifiknya
yaitu pada pendidikan karakter yang termanifestasi dalam perilaku manusia yang
dijiwai budi pekerti luhur dan penuh kesetiaan pada nilai-nilai kearifan.
Mengapa
diarahkan pada pembentukan karakter karena menurut hemat penulis bahwa sepintar
apa pun manusia yang terwujudkan dalam berbagai temuan teknologi, tidak akan
pernah menggantikan karakter sebagai fondasi hidup. Menimbang bahwa hanya
manusia berkarakter baiklah yang mampu menempatkan teknologi sebagai mestinya.
Dalam artian bahwa manusia berkarakter baiklah yang akan mampu menggunakan
teknologi, yang pada prinsipnya merupakan alat bagi manusia untuk mempermudah
pekerjaan manusia dan bukan sebagai manifestasi dari dehumanisasi.
Dengan ini
maka manusia akan benar-benar sadar bahwa pembentukan karakter untuk menjadi
kebiasaan sangat diperlukan sehingga tidak serta merta mengabaikan aspek
karakter. Dan hal ini sebaiknya dimulai dari dalam diri manusia sehingga
kesadaran tersebut akan mendorong lahirnya sikap positif sebagai refleksi dari
pemahaman nilai-nilai hidup. Sampai di sini, tampak bahwa manusia memiliki
kewajiban untuk meningkatkan jenis kecerdasan lainnya selain kecerdasan
inteligensi. Pertanyaan berikutnya yaitu bagaimana meningkatkan dan membentuk
karakter yang baik? Jawabannya adalah mulai dari kehidupan sehari-hari, dimana
anda melakukan interaksi dengan orang lain dan juga dengan diri anda.
Spesifiknya yaitu bagaimana anda merenungkan hidup anda dan menentukan sikap
dengan tegas untuk memperbaiki yang salah dan meningkatkan yang baik. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa manifestasi kecerdasan anda akan dinilai
melalui perilaku anda sehari.
Lanjut,
penentuan karakter melalui kehidupan sehari-hari tidaklah dimaksudkan secara
negatif. Maksudnya adalah ketika anda melihat ada orang yang berbuat baik maka
anda langsung berkesimpulan kalau orang tersebut berkarakter baik, melainkan
sebaiknya anda tetap kritis dan berpikir positif karena pada prinsipnya
karakter baik merupakan suatu bentuk ketulusan dan penuh kesadaran, atau dengan
kata lain tidaklah berpura-pura. Tambahan bahwa manusia yang berkarakter baik
akan lebih mudah untuk melakukan refleksi diri sehingga mudah mengetahui
bintik-bintik hitam dalam perilakunya.
Tujuan
mengetahui bintik hitam dalam perilaku yaitu meningkatkan kemampuan menemukan
solusi yang tepat untuk diperbaiki di masa mendatang. Dalam proses inilah
diharapkan akan ada penularan pada orang lain dan mungkin saja dapat dijadikan
teladan untuk orang lain. Hal ini menimbang bahwa ketika kita berpikir positif
akan ada suatu saluran yang secara alami untuk mengasihi orang lain sehingga
proses pemberdayaan pun tak mungkin terelakkan. Oleh karena itu merujuk pada
kesuluruhan ulasan sebelumnya, marilah menjadikan hidup sebagai ajang menumbuhkembangkan
karakter berbudi pekerti luhur dan tetap setia pada prinsip tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar