Belanja
merupakan suatu kegiatan yang mungkin pernah dilakukan oleh siapa saja dan
mungkin saja tanpa anda sadari bahwa berbelanja itu sangat menyenangkan
sehingga membuat diri seolah-olah melupakan kemampuan untuk membeli. Karena
tanpa anda sadari bahwa berbelanja juga merupakan suatu simbol status yang
sangat signifikan untuk jaman sekarang ini. Logikanya adalah ketika anda
berbelanja dan apa yang anda yakini dari kegiatan tersebut akan mengantarkan
anda pada suatu status sosial yang membanggakan maka anda akan ketagihan untuk
berbelanja tanpa memikirkan kekuatan anda untuk berbelanja. Dalam artian, anda
dapat saja nekad untuk berutang demi berbelanja yang pada prinsipnya adalah
tindakan menyimpang dari kewajaran.
Saat ini
simbol kesuksesan relatif bergeser dari kemampuan menuju gaya hidup. Dan gaya
hidup itu seringkali membuat orang menjadi korban alias mengakibatkan gaya
hidup lebih besar pasak daripada tiang. Oleh karena itu, tak salah apabila
penulis menyebutnya sebagai aku belanja maka aku ada. Maksudnya adalah
bagaimana keyakinan orang bahwa dengan membeli barang-barang yang mewah maka
dirinya akan diakui oleh orang-orang di lingkungan bereksistensi, walaupun pada
kenyataannya belum tentu demikian.
Namun semua
itu merupakan suatu hal yang sudah sering terjadi dan mungkin saja pembaca juga
mengalaminya ketika ada dorongan dalam diri untuk membeli barang-barang tanpa
ada pertimbangan rasional sehingga terjebak dalam manipulasi diri. Dimana
kondisi keuangan tidak diperhitungkan dan tanpa terasa berpeluang menjadi
maniak belanja. Alasan kenapa menjadi maniak belanja itu adalah salah karena
orang yang gila belanja akan mendapatkan kesulitan keuangan sehingga seiring
berjalannya waktu akan semakin tergelam dalam lautan kesulitan keuangan yang
terwujudkan dalam tumpukan utang. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran diri
untuk memahami bahwa keyakinan prestis yang dicari merupakan suatu kesemuan
belaka dan perlu dibuang jauh-jauh.
Langkah yang
dapat dilakukan untuk membuang jauh-jauh keyakinan “aku belanja maka aku ada”
adalah melalui kesadaran untuk membuat laporan keuangan pribadi atau biasa
disebut sebagai pembukuan pribadi. Karena berdasarkan hasil analisis pembukuan
pribadi maka orang dapat melihat raport keuangannya, apakah dalam kondisi
keuangan baik, buurk atau berada diantara baik dan buruk. Dan untuk membuat
raport keuangan yang baik, sebenarnya hanya dibutuhkan pencatatan penerimaan
dan pengeluaran. Apabila ada uang masuk maka ditaruh pada penerimaan dan
apabila ada pengeluaran maka ditaruh pada kolom pengeluaran.
Setelah
membuat penilaian atas raport keuangan maka langkah selanjutnya adalah jujurlah
pada diri atas hasil yang anda yang peroleh dan tetapkan komitmen untuk
memperbaikinya melalui upaya mempertajam kemampuan mengelola keuangan. Karena
pada prinsipnya untuk menjadi kaya haruslah memiliki kemampuan keuangan yang
apabila diformulakan akan menjadi kecerdasan keuangan + ketekunan + komitmen =
kebebasan keuangan. Selamat mencoba....