Seorang pemuda asal Kupang-NTT yang pergi merantau studi ke tanah jawa, dalam perjalanan perantauannya tersebut dirinya hanya bermodalkan niat. Namun seperti pemuda lainnya yang kadang-kadang fokus pada tujuan dan ada juga yang relatif fokus pada tujuan dia merantau. Hal ini mengakibatkan ketika kuliah pada awal-awal semester untuk memperoleh jenjang sarjana, dirinya tanpa disadari memperoleh hasil atau nilai yang jauh dari yang diharapkan dan membuatnya semakin menjauh dari tujuan awalnya dan semakin malas mengikuti kuliah. Tentu saja, hal ini semakin memperburuk keadaannya karena nilai-nilai semesternya tidak menunjukkan kenaikkan malahan semakin menurun tajam.
Dan hal ini semakin memperburuk keadaan dan kian hari kian menjauh hingga mahasiswa kupang itu tidak menyadari bahwa dirinya semakin terpuruk dalam menempuh kuliah. Hal ini terus berlanjut hingga suatu ketika terjadi mujizat yang sangat sungguh luar biasa karena dirinya berhasil keluar dari kemelut nilai yang jauh dari yang diharapkan. Dalam arti kata, karena ada pertolongan Tuhan maka dirinya berhasil menaikan nilainya, dan dalam proses itulah dirinya seperti di isi oleh pencerahan akan tujuan awalnya ke jawa untuk kuliah. Tepatnya pencerahan itu terjadi pada semester tiga dan hal ini semakin memperkokoh dirinya untuk semakin giat belajar dan belajar untuk meningkatkan nilainya dan yang terutama adalah kesadaran dirinya akan tujuannya.
Tidak hanya sampai di situ saja, pemuda kupang itu seperti terbakar api motivasi untuk belajar dan belajar lagi hingga tanpa disadarinya dirinya berhasil meningkatkan nilainya lebih dari tiga koma. Tapi bukan itu yang menjadi motivasi untuk belajar melainkan tangan Tuhan melalui beberapa orang tertentu yang dengan setia terus-menerus membakar spirit belajarnya bahwa dirinya ditakdirkan bukan sebagai sampah masyarakat yang hanya akan menjadi DUGEM alias duduk gembel melainkan dirinya begitu berharga dan karena itu perlu mengarahkan semua kemampuan hingga titik penghabisan dalam mewujudkan tujuan mengapa harus merantau ke Jawa untuk menempuh ilmu.
Hal ini terus-menerus berjalan hingga dirinya harus menyelesaikan skripsi. Namun dalam proses untuk menyelesaikan skripsinya, dirinya begitu luar biasa rajin dan sampai-sampai dosen pembimbingnya tidak mempercayai bahwa di pemuda itu begitu luar biasa dalam proses menyelesaikan skripsinya. Dan alhasil pemudah mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari skripsinya dan hal ini semakin mendongkrak kesadaran dirinya bahwa dimana ada ketekunan maka disitu pasti aka nada jalan, dan semua itu merupakan anugerah Tuhan atau Rahmat yang diberikan sang Kuasa untuk dirinya. Atau dengan kata lain, karena kasih sayang sang Maha Kuasa maka dirinya berhasil menyelesaikan kesarjanaannya dengan memuaskan.
Kisah pun berlanjut karena si pemuda tersebut memutuskan untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi atau jenjang magister. Dalam proses mendaki gunung magister, si pemuda kupang itu sangat luar biasa rajin belajarnya karena dirinya benar-benar sadar bahwa saya ada di dunia atau dilahirkan di dunia karena ada satu tujuan yaitu menjadikan dirinya berguna. Dan hal ini begitu luar biasa mendorong semangat belajarnya hingga dalam proses pembelajar dari tingkat sarjana hingga magister, dirinya berhasil menyelesaikan dengan sangat memuaskan. Dan salah satu indikatornya adalah si pemuda itu berhasil menyelesaikan begitu banyak riset ilmiah untuk publikasi di jurnal-jurnal ilmiah. Dan tidak itu saja karena ketika telah menyelesaikan tesisnya maka tesisnya itu berhasil dipilih menjadi publikasi ilmiah terakreditasi DIKTI untuk mewakili magisternya.
Hal sebelumnya tidak membuat bangga melainkan membuat si pemuda kupang itu bersyukur dan semakin sadar akan eksistensinya bahwa dirinya adalah manusia pembelajar yang harus belajar dan belajar untuk membuat dirinya atau talentanya menjadi terkristalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Kisah ini tidak berhenti di sini karena dirinya juga berhasil walaupun hanya semenetara saja telah menjadi peneliti di suatu perusahaan dan di perusahaan itu, si pemuda kupang itu semakin diasah aspek kepemimpinannya dan hal ini semakin memperkokoh dirinya bahwa dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk berhasil dan wajib berkontribusi dalam kehidupannya.
Dengan bermodalkan pengalaman hidupnya yang jatuh bangun, jatuh bangun, jatuh bangun dalam menempuh studinya maka si pemuda kupang saat ini juga sedang mempersiapkan dirnya untuk menempuh jenjang S3 dan sedang mencari beasiswa dari berbagai sponsor. Dan hal itu pasti akan terwujudkan karena si pemuda itu yakin bahwa Tuhan selalu menyertai dia dan segala upaya. Dan hal ini semakin memperkokoh keyakinan positif yang mengisi peta internalnya bahwa dirinya akan berhasil alias sukses dalam menjadi dirinya sutuhnya yang sesuai dnegan fitrahnya. Lanjut bahwa eksistensi si pemuda kupang sebenarnya hanya bermodalkan kerendahan hati dan ketekunan dalam belajar hingga dirinya sampai hari ini masih terus belajar walaupun telah keluar dari lingkungan akademik dan masih terus belajar dari universitas kehidupan.
Saat ini si pemuda tersebut sedang memperdalam kajian atau studinya tentang financial spiritual quotient (FSQ), neurofinance sebagai bentuk mengupdate ilmunya, dan juga melakukan penelitian-penelitian ilmiah yang merupakan salah satu hobinya alias kegemarannya. Info tambahan bahwa setelah menamatkan studinya maka si pemuda kupang itu juga berhasil membangun kebiasaan yang apabila tidak dilakukan akan membuat si pemuda itu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, yaitu kebiasaan berdoa, membaca, menulis, meneliti (research) dan meditasi atau dalam persamaan matematisnya adalah 1B + 4M = PGS. Tidak hanya itu saja, si pemuda kupang itu juga sangat menyadari bahwa walaupun dirinya telah mengalami kesadaran diri, dirinya masih tetap manusia yang berpeluang mengalami mengalami citra diri negatif dan untuk itu untuk menjaga konsistensi dirinya agar terus menerus belajar, belajar, belajar dan belajar maka si pemuda kupang itu senantiasa mensugesti atau mengafirmatif dirinya bahwa saya telah berhasil begitu banyak memperoleh mutiara pembelajar maka karena itu saya pasti akan lebih mampu untuk menemukan lebih banyak mutiara-mutiara pembelajaran dan berhasil mengaplikasikannya dengan tepat sasaran.
Lanjut bahwa mengapa harus mengupdate ilmu dan pengetahuannya karena seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa hanya melalui belajar menjadikan dirinya benar-benar bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Dan hal ini juga dilandasi oleh filosofi berpikirnya bahwa dirinya diberi kapasitas bawaan yang harus dipertanggungjawabkan dalam menjalani hidupnya. Lanjut bahwa dengan semakin banyak belajar dan terutama belajar menjadi bertanggung jawab terhadap dirinya maka di pemuda kupang itu akan mengasah kesadaran dirinya tentang bagaimana keterkaiatan rahmat dan amanah dalam kehidupannya yang sebenarnya merupakan ajang pembuktian bahwa dirinya adalah makluk berkesadaran diri dan hingga ajalnya akan terus menerus mengasahnya.
Berpijak pada kisah singkat seorang pemuda kupang yang dari tidak sadar dan berakibat pada mengalami masa-masa perkuliahan yang amburadul hingga menjadi seorang yang sadar diri sebenarnya bukanlah hasil upaya dirinya melainkan bagaimana dirinya bersyukur dan sadar diri bahwa dirnya diberikan potensi yang luar biasa oleh sang Kuasa, hanya saja dirinya tidak menyadarinya atau meninabobokan talentanya serta fitrahnya itu sehingga menjadikan dirinya mengalami keburukan yang betul-betul tidak disukainya. Dengan kata lain, mengalami masa-masa tidak tahu diri bahwa dirinya sebenarnya memiliki kecerdasan-kecerdasan yang sangat mengaggumkan.
Lanjut bahwa pesan moral dari kisah yang disingkat ini adalah tidak ada manusia yang dilahirkan bodoh melainkan kita dilahirkan dengan potensi yang sangat luar biasa dan hal ini hanya membutuhkan kesadaran diri untuk mensyukuri rahmat itu dan kesedian hati dan keteguhan jiwa untuk mengasah dan mengasah potensi tersebut hingga mengalami dampak yang luar biasa alias kemajuan diri. Tambahan bahwa kisah nyata seperti ulasan sebelumnya merupakan suatu perenungan mendalam tentang hakikat diri dan berefek pada bergumul alias berdoa dan membaca begitu banyak buku-buku serta jurnal-jurnal sains untuk memperoleh pemahaman eksistensinya dan mendapatkan kesesuaian dengan apa yang tertulis dalam Amsal 1 ayat 7 bahwa Takut Akan Tuhan Adalah Awal Dari Ilmu Pengetahuan, Tetapi Orang Bodoh Menghina Hikmat Dan Didikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar