Menabung merupakan salah satu langkah strategis akumulasi aset keuangan. dan bukan hanya saat ini, budaya menabung menjadi begitu didengung-dengungkan, melainkan kalau pembaca mengingat-ngingat kembali mungkin saja pembaca masih akan mengingat kembali pepatah terkenal “hemat pangkal kaya”. Hmmmm, terlepas apakah pembaca mampu mengingat kembali ataukah tidak, menurut penulis bahwa pepatah tersebut sudah kurang relevan. Karena, saat ini telah terjadi perubahan yang signifikan dalam kondisi keuangan, ketidakpastian keuangan, dan juga bervariasinya instrument-instrument keuangan.
Lanjut bahwa ketidakrelevanan pepatah tersebut, dapat diungkapkan dalam pertanyaan yang sederhana yaitu “apakah menabung akan memberi keamanan keuangan”?. Tentu saja, jawabannya dapat saja bervariasi. Namun menurut penulis, tabungan sudah tidak mencukupi. Menimbang tabungan itu pada prinsipnya ditujukan untuk konsumsi jangka pendek sehingga tidak tepat dalam menempatkannya sebagai satu-satunya cara strategik. Hal sebelumnya secara eksplisit yaitu untuk mencapai kebebasan keuangan, dimana pendapatan pasif lebih besar dari pendapatan aktif memerlukan investasi. Oleh karena itu, sinergis antara menabung dan berinvestasi akan menjadi daya ungkit (leverage) yang kuat agar mengalami pencapaian kebebasan keuangan.
Pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana melakukan investasi yang tepat dan mendapatkan return atau bahkan mampu terhindar dari penipuan akuntansi. Jawabannya adalah terletak pada beberapa ranah yang meliputi literasi keuangan atau melek finansial, pemahaman yang tepat atas psikologi keuangan, serta pendidikan keuangan. Untuk aplikasinya, dapat dilakukan dengan menelusuri informasi/pengetahuan tentang keuangan, mengikuti seminar, meminta bantuan pada financial planner dan aktivitas sejenisnya. Lanjut, sebagai informasi tambahan bahwa pembaca dapat juga menelusuri beberapa tulisan seperti yang tertera pada bagian akhir tulisan ini. Akhir kata, semoga saja pembaca berhasil meningkatkan pemahaman tentang seni mengelola uang dan berhasil mewujudkan kebebasan keuangan.
5. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/03/23/keluarga-sebagai-titik-awal-pendidikan-finansial/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar