Pemahaman tentang makna suatu kata sangat penting karena akan menentukan persepsi anda tentang sesuatu. Hal yang sama juga pada etos kerja, karena pemahaman etos kerja yang benar akan berpeluang merubah keyakinan anda ketika melakukan suatu pekerjaan. Ontology dari etos kerja adalah suatu ciri khas yang tampak dalam perilaku, dan biasanya dikaitkan dengan kerja. Oleh karena itu, etos kerja adalah spirit ciri khas yang menjadi landasan pacu dalam bekerja. Sampai di sini tampak bahwa etos kerja memiliki signifikan sebagai suatu faktor pembeda antara satu orang atau kelompok dengan orang atau kelompok lainnya.
Setelah mendeskripsikan etos kerja maka langkah selanjutnya adalah memahami arti dari politik. Definisi tentang politik sebagai gambaran umum saja diartikan sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan. Dan kekuasaan dapat diartikan sebagai ketergantungan si A pada si B dan semakin besar ketergantungan si A pada si B maka semakin besarlah kekuasaan si B pada si A. Sampai di sini, tampak bahwa berpolitik memiliki ciri khas yaitu kekuasaan dan hal ini jangan disalah artikan dulu melainkan tetap netral.
Guna menyesuakan dengan judul tulisan ini atau ditujukan untuk menjawa pertanyaan seperti yang tertera pada judul tulisan ini, perlu mengkaji korelasi dari dua konsep ini yaitu korelasi etos kerja dan politik. Seperti yang diuraikan tentang pengertian etos kerja dan juga politik, diketahui bahwa etos kerja beraada dalam politik. Dalam pengertian bahwa apabila orang yang berpolitik dan berhasil memperoleh kekuasaan, maka kekuasaannya itu seharusnya diarahkan pada kerja yang positif. Sehubungan dengan kerja inilah, etos kerja mendapatkan momentum yang sesuai. Karena apabila kekuasaan diarahkan pada kerja yang dilandasi kesadaran diri maka etos kerja akan tampak dan menjadi suatu pembeda atau unik dari orang tersebut.
Dalam pengertian bahwa semakin bijak orang tersebut mengelola kekuasaan yang diperoleh dari berpolitik maka akan semakin baik atau semakin terpancarlah etos kerja dari orang tersebut. Menimbang bahwa bagamana pun berpolitik akan dioperasionalisasi dalam kerja sehingga mendapatkan dukungan ataukah tidak. Dan untuk sukses mendapatkan dukungan maka kerja yang baik pun menjadi syarat mutlak, dan hal inilah etos kerja akan mendapatkan momentumnya. Nalarnya adalah semakin bijak seorang pemegang kekuasaan maka semakin besar pula etos kerjanya, dan hal inilah yang akan menjadikan power bagi tindakan-tindakan kerja berikutnya.
Sampai di sini, telah terjawab secara konsep terkait pertanyaan seperti yang tertera pada judul tulisan ini. Namun pertanyaan lanjutannya adalah apakah memang ada etos kerja dalam berpolitik, atau apakah pada kenyataannya memang ada etos kerja dalam berpolitik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis mengajak pembaca sekalian untuk bersama-sama merenungi dan menjawabnya. Dan semoga saja pembaca sekalian menemukan jawabannya, apakah memang ada seorang pemegang kekuasaan yang benar-benar memiliki etos kerja yang sungguh-sungguh baik? Lanjut, menurut keyakinan penulis bahwa masih ada beberapa politisi yang memiliki etos kerja tinggi, namun tidak semua politisi memiliki etos kerja yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar