Menurut Matsuura (Director-General of the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation) bahwa literasi bukan hanya saja menyangkut keahlian berpikir dan membaca melainkan menyangkut proses pembelajaran (learning) dan keahlian hidup (life skill) yang akan digunakan manusia, komunitas ataupun suatu bangsa untuk bertahan dan secara berkelanjutan mengalami perubahan. Dengan kata lain, tanpa literasi maka suatu bangsa, komunitas ataupun manusia akan kesulitan memastikan untuk tetap bertahan hidup selayaknya sebagai manusia. Tidak jauh berbeda, menurut collins Dictionary and Thesaurus bahwa literasi berarti kemampuan membaca, menulis, pendidikan, pembelajaran dan pengetahuan. Sumber lain, the new American webster handy college dictionary bahwa literasi diartikan sebagai membaca dan ilmu pengetahuan. Selain itu, literasi juga berkaitan juga dengan pembelajaran.
Terkait berbagai definisi di atas, dalam tulisan ini menggunakan definisi menurut penulis sendiri bahwa literasi adalah serangkaian langkah yang terpadu untuk membuka cakrawala berpikir sehingga mampu bersikap dengan tepat. Didasari definisi tersebut tampak bahwa literasi memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Nalarnya adalah bermodalkan literasi maka seseorang akan mampu melakukan penyesuaian yang dibutuhkan dengan menggunakan informasi yang relevan. Namun seperti yang menjadi topik dalam tulisan ini yaitu literasi ekonomi maka penulis akan memaparkan arti/makna dari ekonomi sebelum dipadukan dengan literasi.
Ekonomi secara harafiah berarti peraturan rumah tangga, namun seiring dengan berjalannya waktu maka ekonomi mengalami penyesuaian ke arah yang relevan. Tepatnya menjadi ilmu yang mempelajari tentang bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang tak terbatas menggunakan sumber daya yang terbatas. Berpijak pada definisi tersebut tampak dengan jelas bahwa ilmu ekonomi selalu bersentuhan dengan pilihan (choice), karena pilihan yang tepat merupakan pilihan yang memaksimumkan kepuasan dan bukan pilihan yang optimal, mengingat adanya keterbatasan rasional.
Selanjutnya penulis akan memberi gambaran tertang konsep literasi ekonomi menurut pandangan penulis sendiri. Literasi ekonomi dalam tulisan ini diartikan sebagai pemahamana seseorang yang terkristalkan dalam membuat pilihan yang cerdas terkait alokasi sumber daya. Didasari definisi tersebut, penulis lebih menonjolkan aspek penentuan pembuatan keputusan ekonomi sehari-hari. Hal ini dikarenakan ilmu ekonomi selalu bersentuhan dengan aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah bagaimana orang akan membuat keputusan terkait apakah akan membeli sayur dalam jumlah besar dengan mengeluarkan sejumlah uang ataukah akan dikombinasi dengan beberpa pilihan lainnya. Catatan bahwa contoh tersebut, diasumsikan bahwa sang pengambilan keputusan memiliki preference atau pilihan yang tetap. Namun jika yang terjadi adalah kebalikannya maka yang terjadi adalah pengambilan keputusan bebas menentukan apa saja yang dapat dibelinya dengan uang yang dimiliki sehingga ada tendensi mengalami perubahan minat dan selera.
Lebih lanjut, didasarkan pada definisi tersebut maka secara eksplisit dipahami bahwa literasi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu pembuatan pilihan yang cerdas ataukah tidak. Lebih dalam lagi bahwa literasi ekonomi merupakan alat yang berguna untuk membuka persepsi yang terpenjara akibat kurangnya pengetahuan tentang biaya/manfaat (cost/benefit). Ditujukan untuk mempermudah maksud penulis maka akan dikaji secara mendetail dan singkat tentang analisis biaya/manfaat. Analisis ini merupakan rasio yang berguna untuk melihat apakah keputusan yang dibuat atau akan dibuat memiliki manfaat yang lebih besar dari biayanya. Biasanya manfaat akan diukur dengan tercapainya kepuasan, namun tetap memperhatikan kapasitas sumber daya yang dikeluarkan. Spesifiknya yaitu seandainya seseorang pergi ke pasar dan hendak membeli kebutuhan lauk pauk, namun sesampainya dipasar orang tersebut melihat ada diskon sekeranjang buah apel. Keputusan apakah yang sebaiknya di ambil, apakah akan membeli kebutuhan sekaligus apel yang diberi diskon, membeli apel saja tanpa membeli kebutuhan yang telah direncanakan, ataukah akan tetap pada rencana awal yaitu membeli kebutuhan sehari-hari.
Terkait contoh di atas, maka keputusan yang mempertimbangkan analisis biaya/manfaat adalah yang terakhir yaitu tetap fokus pada rencana untuk membeli kebutuhan lauk pauk, toh kalaupun ada kelebihan uang barulah mungkin membeli apel yang diberi diskon tersebut. Namun jika hanya membeli kebutuhan lauk pauk dan sisanya dapat ditabung merupakan analisis yang lebih tepat. Nalarnya adalah dalam pilihan yang cerdas tersebut tampak ada pengontrolan diri, yakni seseorang tetap menjaga keseimbangan budgetnya sehingga tidak mengalami pemborosan. Selain itu, pengendalian diri atas budget merupakan langkah awal dalam perencanaan pembelajaan yang sehat sehingga tidak mudah terkecoh oleh pemberian diskon. Tambahan, seringkali setelah membeli barang yang diberi diskon maka pembuat keputusan tidak menggunakan kelebihan uang dari diskon untuk ditabung dan dibelanjakan di masa mendatang melainkan akan cenderung berbelanja lagi sehingga bila ditotalkan akan lebih banyak biaya dibandingkan manfaat yang diperoleh.
Sehubungan dengan ulasan di atas, maka telah tampak dengan jelas bahwa literasi ekonomi memainkan peranan yang penting untuk memicu pengendalian diri dalam mengelola sumber daya (money) yang terbatas. Pengendalian diri tersebut juga akan berpengaruh pada sikap mental untuk lebih fokus pada tujuan keuangan di masa mendatang. Nalarnya adalah pengendalian diri yang diarahkan pada suatu tujuan spesifik akan lebih mudah terealisasi karena membantu seseorang lebih jelas dalam benaknya akan apa yang harus dilakukan dan apa yang sebaiknya dilakukan serta apa yang harus dihindari terkait pencapaian tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tambahan, literasi ekonomi juga akan membantu seseorang untuk membedakan kebutuhan dan keianginan. Kebutuhan diartikan sebagai keinginan yang telah secara jelas ditujukan pada suatu produk/jasa sedangkan keinginan adalah hasrat untuk memiliki suatu produk/jasa. Logikanya adalah pemahaman seseorang yang terkristalkan dalam membuat pilihan yang cerdas terkait alokasi sumber daya akan membuka peta pikiran sehingga mampu mendeteksi secara cermat mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan.
Selain itu juga, literasi ekonomi akan berpengaruh juga pada bagaimana mendorong kepekaan akan bagaimana meningkatkan pola pilihan yang cerdas. Maksudnya adalah bagaimana seseorang menjadi paham akan bagaimana menganalisis ketika harus membuat keputusan, atau dengan kata lain bahwa pembuat keputusan berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga mampu mengikis pembuatan pilihan yang keliru. Mengapa penulis hanya menyebutkan mengikis (reduction) dan bukan menghilangkan, disebabkan seseorang tidak selamanya akan bersikap rasional dalam semua konteks, melainkan dapat saja mengalami bias pada suatu konteks dan rasional dalam konteks yang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa literasi ekonomi tidak menjamin seseorang menjadi konsumen yang tidak pernah salah, melainkan mendorong menjadi konsumen yang cerdas, yakni konsumen yang “dominan” membuat keputusan yang mementingkan benefit daripada biaya dan bukan sebaliknya. Akhir kata penulis mengucapkan, selamat menjadi konsumen yang memiliki literasi ekonomi yang tinggi, dan terindikator dalam kecerdasan ketika membuat pilihan alokasi sumber daya yang tidak terbatas guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar