Manajemen keuangan adalah ranting dari ilmu ekonomi yang mengkaji secara spesifik tentang sumber daya uang. Dalam upaya memanfaatkan uang dengan tepat sasaranlah maka ilmu manajemen keuangan menjadi bagian yang tak terpisahkan dan tak boleh diabaikan, atau merupakan suatu bagian dari proses bisnis. Karena apa pun yang dilakukan perusahaan atau pun suatu organisasi akan bermuara pada manajemen keuangan. Lanjut bahwa dengan menitik beratkan pada proses, sebenarnya penulis lebih ingin menonjolkan pada filosofi dari manajemen keuangan dan bukan dari segi teknis. Menimbang bahwa aspek teknis akan dengan mudah pembaca peroleh dari buku-buku teks keuangan yang banyak beredar di toko-toko buku atau pun perpustakaan.
Dengan memfokuskan pada filosofis dari menajemen keuangan, penulis ingin memposisikan manajemen keuangan sebagai sesuatu yang netral karena seringkali orang yang berurusan dengan uang akan salah mengartikan mengelola uang dan hasilnya dapat dibayangkan yaitu bias pada output. Lanjut bahwa manajemen keuangan juga akan benar-benar optimal asalkan orang paham bahwa manajemen keuangan bukanlah titik pusat melainkan hanya bagian dari ilmu ekonomi tersebut sehingga mengarahkan pada perilaku mengoptimalkan uang untuk kelancaran proses operasionalisasi dalam suatu organisasi. Dan hal ini tidak menjadikan manajemen kauangan sebagai bagian yang menyeluruh melainkan menempatkan manajemen keuangan sebagai bagian yang saling bersinergi dengan bagian-bagian lainnya seperti marketing, produksi dan lain-lainnya.
Untuk memperjelas tentang kedalaman makna manajemen keuangan perlu terlebih dahulu memahami definisinya. Manajemen keuangan diartikan sebagai ilmu dan seni mengelola uang dengan tujuan mensejahterakan stakeholder. Merujuk pada definisi tersebut tampak bahwa ilmu keuangan akan mengkaji tentang bagaimana mendapatkan uang dan bagaimana alokasinya. Dari dua hal pokok tersebut tampak bahwa ilmu keuangan merupakan suatu kajian yang diarahkan pada kecerdasan dalam mengelola uang yang termanifestasi dalam gimana dapatkkan uang dan kalau sudah dapat gimana mengalokasikannya sehingga operasionalisasi perusahaan menjadi lancar dan mampu berkinerja baik.
Mengapa penulis memulainya dari operasionalisasi karena dalam aktivitas pasti ada sumber daya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan input dan hal itu memerlukan pertimbangan yang tepat sehingga manfaatnya lebih besar dari pada biaya. Nah, di sinilah keunikannya manajemen keuangan karena bagaimana seseorang perlu berpikir dengan tepat sebelum mengeluarkan uang, dan hal ini tidak berarti bahwa orang yang belajar ilmu keuangan dididik menjadi orang yang kikir alias pelit melainkan dididik untuk paham dan sekali lagi paham tentang kapan dan bagaimana harus mengeluarkan uang dan kapan/bagaimana sebaiknya tidak mengeluarkan uang.
Dari ulasan sebelumnya tampak bahwa manajemen keuangan dibutuhkan sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan manfaat atau benefit. Dan bukan hanya itu saja bahwa manajemen keuangan juga memuat standar etika. Tepatnya yaitu menjadikan seseorang menjadi sadar bahwa uang itu merupakan sumber daya, oleh karena itu untuk optimalisasinya menuntut adanya kejernian pikiran dan hati nurani. Alasannya yaitu kepekaan pikiran dan hati nurani akan menuntun orang tersebut untuk menempatkan uang hanya sebagai alat dan bukan tujuan. Dan hal ini akan melepaskan diri dari hawa nafsu untuk menggunakan uang sebagai alat pemuas kebutuhan diri sendiri yang pada hakikatnya adalah irasional.Selanjutnya adalah manajemen keuangan itu juga akan mengarahkan pada perilaku manajer untuk terbiasa berpikir nalar dan berpikir positif sehingga dalam setiap keputusan keuangan yang dibuat akan benar-benar mengoptimalkan benefit yang normal dan bukan abnormal. Akhir kata, selamat belajar manajemen keuangan dan mampu menerapkannya dengan tepat.
Sama-sama. Salam kenal juga.
BalasHapus