Kamis, 13 Oktober 2011

Melek Keuangan Sebagai Salah Satu Pemicu Jurang Antara Yang Kaya Dan Miskin


Fenomena ekonomi seringkali terpaparkan bahwa ada segelintir manusia yang berhasil memperbaiki standar hidupnya, yang mana mereka terlihat begitu fantastic dalam pola-pola kehidupan mereka yang menggambarkan bahwa mereka adalah penentu-penentu nasib dunia. Dilain pihak ada juga segelintir manusia yang memiliki kecukupan kekayaan sehingga mereka juga mampu membiayai kebutuhan mereka walaupun itu hanyalah termasuk kategori mencukupi atau tercukupi, namun dilain pihak terdapat manusia-manisia yang dalam menjalani kehidupan sehari-hari nampak bahwa mereka begitu terinjak-injak oleh suratan jaman sehingga harus hidup dalam ketiadaan dan kehampaan.
Pemaparan sebelumnya merupakan masalah-masalah sosial yang kadangkala sulit dimengeti mengapa semua itu terjadi atau mengapa tidak semua orang berhak untuk hidup selayaknya sebagai makluk yang sama-sama memiliki kesejahteraan hidup sehingga menjadi alasan utama hadirnya tulisan ini. Adapun menurut hemat penulis bahwa fenomena yang seperti diatas disebabkan oelh karena ketidaksadaran bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama di muka bumi untuk merasakan, mencicipi dan menggunakan apa yang telah disediakan sang Pencipta, yang mana maksud penulis bahwa ketidaksadaran tersebut akan termanifestasi dalam ketidaktahuan manusia akan bagaimana seharusnya mengakumulasi aset keuangan dalam kehidupan mereka.
Lebih lanjut apabila ditelusuri lebih dalam akan ditemukan bahwa penyakit ketidaktahuan mengakumulasi aset yang menjangkiti banyak manusia disebabkan kurangnya pendidikan melek keuangan yang selama ini diabaikan. Adapun maksud dari melek keuangan yaitu kemampuan membedakan antara aset dan liability, yang mana seringkali kita pada umumnya mencampuradukkan antara keduanya sehingga untuk memperjelas maksud maka penulis meminjam dari Kiyosaki untuk memperjelas maksud. Menurut Kiyosaki untuk membedakan antara aset dan liability hanya pada “apakah ada arus kas masuk ataukah tidak”, apabila sesuatu itu mendatangkan arus uang masuk maka itu disebut sebagai aset dan begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa apabila seorang manusia menginginkan untuk berpindah dari seorang yang kehidupannya sekedar memenuhi kebutuhan menjadi bebas secara financial atau lebih tepatnya yaitu memiliki kesejahteraan yang selayaknya sebagai manusia maka manusia tersebut harus melakukann beberapa hal yang akan penulis paparkan satu persatu. Adapun langkah pertama yaitu harus memiliki tujuan kesuksesan yang jelas, kedua yaitu harus memiliki pengetahuan investasi, ketiga yaitu harus memiliki keberanian untuk merubah diri atau meraih mimpi yang telah disemayamkan dalam pikiran bawah sadar dan yang terakhir yaitu secara berkesinambungan belajar dari orang-orang sukses terlebih dahulu sehingga mampu memperkuat paradigm dan memperbaiki rahasia-rahasia mengapa mereka bisa sukses.
Namun tulisan ini hanya memfokuskan pada langkah pertama dan kedua saja sedangkan langkah ketiga dan keempat menurut hemat penulis akan bisa dijalani melalui pengalaman pembaca dalam eksistensinya dalam kehidupan.
Langkah pertama yang merupakan bagaimana manusia menetapkan tujuan kesejahteraannya yaitu dengan menspesifikkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang kemudian menariknya ke waktu sekarang sehingga membuat tujuan atau mimpi tersebut selalu mengalir dalam tubuh bagaikan darah manusia. Adapun factor lainnya yang harus dipertimbangkan dalam membuat mimpi yaitu mimpi tersebut haruslah realistis dan tetap mempertimbangkan dimensi waktu sehingga dalam proses meraih mimpi yang ditetapkan akan terjadi kesesuaian dengan kemampuan diri karena seperti yang diketahui bahwa proses itu membutuhkan kesiapan diri yang matang untuk memecahkan setiap tantangan yang muncul. Hal ini menjadi sesuatu yang perlu di garis bawahi karena mewujudkan mimpi bagaikan menapaki tangga demi tangga, yang setiap tangga memiliki tantangan tersendiri sehingga manusia tersebut perlu mengupdate kemampuannya secara terus-menerus.
Langkah kedua yang berkaita dengan pengetahuan terutama pengetahuan tentang investasi seperti apa yang menjadi pilihan investasi dan bagaimana mengoperasionalkan atau mengimplementasikan sehingga tidak salah dalam proses invesatsi. Adapun saran-saran yang menurut hemat penulis perlu dilakukan untuk memperbaiki pengetahuan akan investasi yaitu banyak-banyaklah mengikuti atau mengakses informasi seputar investasi sehingga secara tidak langsung akan menambah kepekaan menangkap peluang usaha atau bisnis, sedangkan saran lainnya yaitu luangkan waktu untuk membaca buku-buku bisnis, yang mana penulis sangat menyarankan untuk membaca buku karangan-karangan Kiyosaki seperti rich’s dad and poor’s dad, cash flow quadrant dan rich’s guide investing sehingga mengasah ketajaman pengetahuan akan berinvestasi yang benar-benar dibutuhkan dalam berinvestasi, yang mana penulis contohkan seperti prinsip investasi waktu untuk lebih memahami investasi sebelum benar-benar melakukannya dan yang terpenting yaitu bagaimana memeperbaiki rapor keuangan kita karena seperti yang diketahui bahwa dalam rapor keuangan akan terjabarkan secara jelas posisi antara neraca yang melambangkan aset keuangan dan pasiva yang melambangkan liability.
Beberapa langkah sebelumnya beserta saran-saran yang diberikan penulis hanyalah merupakan saran saja dan sekali lagi hanyalah sebuah saran, yang mana penulis mencoba memeberi jawaban mengapa ada kesenjangan antara kaya dan miskin sehingga keputusan akhir tetap berada pada pilihan kita sendiri atau dengan kata lain bahwa anda sendirilah yang bertanggung jawab atas kehidupan anda seperti kata pepatah “resiko ditanggung penumpang”, yang berarti untung ataupun rugi, anda sendirilah yang merasakan akibatnya dan jangan pernah melakukan permainan saling menyalahkan sehingga akan bersikap oppurtunis dan berdampak pada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar