Kamis, 13 Oktober 2011

Aspek Price & Timing Dalam Saham


Investasi dalam surat berharga terkususnya saham merupakan kategori investasi yang menjanjikan karena selain memberikan dividen maka saham juga memberikan keuntungan dalam bentuk capital gain, namun seperti tulisan maupun buku–buku yang membahas akan saham telah menjabarkan bahwa investasi saham selain memberikan return yang tinggi namun juga memiliki resiko yang tinggi sehingga sebelum berkeputusan berinvestasi dalam saham maka sebaiknya mempersiapkan sebaik mungkin syarat-syarat utama dan salah satu syarat utamanya yaitu pengetahuan yang memadai akan seluk beluk saham sehingga tujuan dari tulisan ini yaitu sedikit memberikan pengetahuan akan bagaimana implikasi dari harga saham itu sendiri dan kapan sebaiknya harus membeli atau melepas suatu saham.
Lebih lanjut bahwa saham sebenarnya merupakan cerminan dari kondisi perusahaan sehingga harga saham sering digunakan sebagai salah satu indicator kesehatan perusahaan, namun apabila ditelaah dengan baik maka harga saham dari suatu perusahaan sangat dinamis dan terbukti dari naik turunnya harga saham sehingga memicu pertanyaan apakah harga saham benar-benar mencerminkan kondisi perusahaan atau hanya merupakan permainan persepsi dari para investor. Didasari asumsi bahwa harga saham merupakan wujud nyata persepsi investor maka zero sum game menjadi tak terelakkan atau investor yang kurang ataupun tidak cerdik akan membayar investor yang cerdik dan salah satu solusi untuk mencegah hal ini yaitu bagaimana investor sebaiknya mengetahui kapan harga dan waktu yang menguntungkan untuk melakukan transaksi.
Penentuan harga dan waktu yang menguntungkan untuk mendapatkan return dan meminimalisasi resiko dapat ditelusuri dengan menelaah dengan baik dan tepat dari pengalaman-pengalaman investor ternama seperti Warrent Buffet, Robert Kiyosaki, Adam Kho, Phil Towm dan lain-lain, yang mana mereka dengan jeli menilai dan memutuskan kapan membeli dan menjual dengan harga yang sangat menguntungkan mereka. Sebagai bentuk menelaah akan cara-cara atau taktik-taktik mereka maka terdapat kesamaan antara cara-cara yang mereka lakukan yaitu bagaimana mereka mampu mengetahui nilai intrinsic dari suatu perusahaan sebelum memutuskan membeli dan sebaiknya didasari alasan sebelumnya mereka dapat menjual sehingga prinsip beli murah jual mahal atau jual mahal beli murah menjadi kenyataan. Namun sebelum membahas lebih lanjut akan hal ini maka penulis akan menjelaskan sedikit mengenai apa yang dimaksud dengan nilai intrinsic itu.
Nilai intrinsic adalah nilai sesungguhnya dari perusahaan dan bukan nilai yang didasari atas emosional investor. Definisi ini secara eksplisit menjabarkan bahwa terdapat keuntungan yaitu apabila harga saham perusahaan melebihi nilai intrinsiknya karena hal itu menjelaskan bahwa pasar menilai perusahaan tersebut secara berlebihan sehingga mendorong harga saham melebihi nilai yang seharusnya dinilai sehingga secara implicit kondisi yang menguntungkan investor untuk membeli saham yaitu pada saat kondisi pasar bearish, yang mana dalam kondisi pasar bearish maka investor pada umumnya sedang mengalami fear dan zero sum game segera menjadi kenyataan, begitu juga sebaliknya yaitu pada saat kondisi pasar dalam keadaan bullish maka momen itu merupakan momen yang tepat untuk menjual karena pasar lagi dikuasasi greedy atau meminjam kata-katanya Warrent Buffet bahwa “serakahlah saat orang lain ketakutan dan ketakutanlah saat orang lain serakah”, serta “buy what you know dan know what you buy” .
Pemahaman akan nilai intrinsic perusahaan dan kondisi bearish ataupun bullish merupakan syarat awal untuk berinvestasi saham, namun hal ini hanyalah awal dari berinvestasi saham karena masih memerlukan keahlian lainnya yaitu permasahan tempramen, yang mana menurut soko guru invesatsi Benjamin Graham bahwa salah satu factor yang tidak boleh terabaikan atau disepelekan yaitu tempramen. Lebih lanjut bahwa nilai intrinsic seperti penggunaan M/B ratio dan PE ratio masih mudah dilakukan karena kemajuan teknologi sehingga memudahkan seorang investor untuk menghitung ataupun mengaksesnya dari berbagai Koran bisnis ataupun internet, namun kembali seperti yang ditekankan oleh soko guru investasi Benjamin Graham bahwa persoalan tempramen merupakan masalah yang rumit karena mengharuskan investor untuk memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga sabar menantikan kapan pasar akan menjadi irrational. Permasalahan emosional menjadi hal yang sangat ditekankan oleh sang soko guru invesatsi karena dalam rangka mengontrol emosional investor maka investor harus mampu mengalahkan dirinya sendiri karena emosi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari diri sang investor.
Adapun beberapa alasan klasik lainnya mengapa seorang investor harus memiliki kecerdasan emosional yang baik karena seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa greed dan fear merupakan bias-bias yang sering dilakukan oleh investor dan berakibat pada perilaku stupid. Didasari alasan tersebut maka sudah bisa menjawab pertanyaan harga yang pantas atau menguntungkan serta waktu yang tepat untuk membeli ataupun menjual saham, namun perlu disadari bahwa penentuan harga serta waktu yang tepat merupakan sebagian kecil dari syarat investasi saham namun menurut hemat penulis bahwa alangkah baiknya apabila investor juga menginvestasikan waktu terlebih dahulu untuk pendidikan investasi terutama untuk invetasi pada surat berharga. Sebagai contohnya yaitu bagaimana agar investor sebelum mempelajari penentuan harga dan waktu maka investor sebaiknya sudah mampu membaca laporan-laporan keuangan terutama laporan neraca dan laporan laba rugi karena semua aktivitas ataupun fundamental operasionalisasi perusahaan bermuara pada laporan keuangan (terlepas dari validitas dan realibilitas laporan keuangan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar