Kamis, 06 Oktober 2011

Facebook Sebagai Salah Satu Wadah Untuk Belajar


Facebook menurut wikipedia adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School. Atau dapat juga diartikan facebook adalah sebuah web jejaring sosial yang didirikan oleh mark zuckerberg dan diluncurkan pada 4 Februari 2004 yang memungkinkan para pengguna dapat menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya. Berpijak pada definisi tersebut tampak bahwa facebook bertujuan untuk kebaikan manusia dan sebagai pengikat/lem manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Lebih lanjut, didasari tujuan dari facebook, maka dapat diperas lagi menjadi belajar.
Hal ini berdasarkan alasan bahwa kebaikan manusia merupakan wujud eksis dari bagaimana seseorang secara terus-menerus belajar, entah dari interaksinya, saling share atau pun dari diskusi-diskusi yang dilakukan melalui wadah dunia maya ini. meminjam peribahasa bahwa sesuatu jika ditempatkan pada posisi yang benar  maka output akan baik dan begitu sebaliknya. Terkait topik yang ingin diutarakan dalam tulisan ini tentang kaitan belajar dengan facebook maka penulis akan mencoba menelaah menggunakan perspektif spiritual sehingga diharapkan akan memperoleh pemahaman yang memadai dan mendalam.
Kata belajar menurut beberapa ahli, diantaranya adalah menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Sumber lain, Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Definisi lainnya menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Namun dalam tulisan ini maka penulis akan menggunakan definisi belajar menurut penulis sendiri yaitu proses kesadaran diri yang berlangsung seumur hidup untuk terus menggunakan potensi yang diberikan sang mutlak, dan tujuan dari belajar adalah menjadi menjadi manusia unik yang berbasiskan kesadaran diri.
Lebih lanjut, berdasarkan makna tersebut diketahui bahwa belajar yang dilakukan seseorang didorong oleh spirit spiritual. Zohar dan Marshall (2007)  mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan yang memampukan seseorang memberi arti/nilai hidup. Didasari definisi tersebut, tampak bahwa kecerdasan spiritual merupakan dasar atau fondasi dari sikap dan perilaku manusia, dan tidak terkecuali adalah belajar. Karena melalui proses manajerial belajarlah maka seseorang akan meningkatkan peluang hidupnya menjadi lebih mandiri dan dewasa seiring berjalannya waktu.
Sehubungan dengan keberadaan facebook maka seseorang diharapkan mempersepsikan facebook sebagai hal yang positif untuk menunjang aktivitas belajar, namun seperti yang diketahui juga bahwa facebook juga kadang-kadang hanya didayagunakan sebagai wahana gossip, alat pengganti sms, membuat perantara ideologi yang perlu dikoreksi dan dikritisi, dan lain-lainnya. Lebih lanjut, didorong oleh karena hal tersebut, maka penulis melihat perlu adanya kesadaran diri untuk lebih menggunakan Facebook menjadi sesuatu yang bernilai tambah (value added). Coba bayangkan bagaimana apabila facebook dijadikan wahana diskusi yang tepat dan terbuka tanpa adanya saling curiga sehingga menjadi wahana dialog yang mendewasakan dan ajang belajar mengenal pribadi-pribadi yang unik serta saling share berbagai pengetahuan antara lintas disiplin ilmu sehingga memperkaya wawasan dan berefek lanjutan pada perilaku yang berbasiskan moral dan akhlak.
Ini merupakan salah satu benefit yang dapat diperoleh, hanya saja untuk mampu mengaplikasikannya maka seseorang harus mampu berpikir positif, refleksi dan tetap kritis. Dan untuk menjadi seperti itu maka perlu memiliki perpepsi yang benar tentang mengapa ia hidup, apa tujuan hidupnya dan apa yang dapat dilakukannya untuk mencapai visi hidup, yang notabene adalah memberi nilai bagi hidupnya. Atau dengan perkataan lain, seseorang yang berladaskan kecerdasan spiritual akan lebih jeli dan akurat memaknai setiap aktivitas dan bentuk komunikasi yang tepat dalam ber-Facebook….. Selamat berfacebook……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar