Sabtu, 17 September 2011

Sistem Keyakinan Penentu Tindakan : “Perspektif Sains dan Religi”

Dan's BedImage by Travis S. via Flickr
Kata Yesus bahwa jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi maka kamu dapat memberi perintah pada pohon ara untuk berpindah ke laut. Kalimat tersebut secara tegas hendak memberitahu bahwa “keyakinan” kita perlu diarahkan ke hal-hal yang positif (self empowerment). Namun pertanyaannya adalah bagaimana membangun keyakinan tersebut. Untuk menjawabnya maka penulis menelaah dari perspektif sains, tepatnya menggunakan teori efikasi diri (self efficacy theory).
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas yang spesifik. Berpijak pada definisi tersebut tampak bahwa keyakinan adalah salah satu penentu seseorang berhasil mengerjakan tugas secara bertanggungjawab dan repat sasaran. Lebih spesifiknya, keyakinan tersebut akan berpengaruh pada daya dorong (motivation) untuk tetap berusaha mengerjakan tugas hingga selesai, walaupun tugas tersebut menuntut konsentrasi yang tinggi, atau bahkan dapat memicu stres kerja.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, keyakinan dapat diartikan sebagai besarnya probabilitas yang mencerminkan penilaian seseorang dalam mengekspresikan kebenaran penilainnya. Penentuan besaran nilai probabilitas ini ditentukan oleh tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini mengandung implikasi bahwa semakin tinggi pengetahuan, orang cenderung mengurangi tingkat keyakinan terhadap kebenaran penilainnya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pengetahuan, orang cenderung meningkatkan probabilitas kebenarannya penilaiannya.
Lebih lanjut, dengan keyakinan yang berbasis pengetahuan dapat disimpulkan bahwa efikasi diri menurut Bandura merupakan keyakinan berbasis refleksi diri. Alasan logisnya adalah keyakinan untuk menyelesaikan tugas yang spesifik dihasilkan oleh seseorang yang telah melakukan refleksi diri, tepatnya yaitu telah bertanya pada dirinya sendiri serta mengukur apakah dirinya memiliki ability dan knowledge yang memadai untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal ini menurut penulis merupakan titik temu dengan perkataan Yesus bahwa dengan keyakinan maka seseorang dapat memerintah pohon ara untuk terbanting ke tengah laut.
Kalimat sebelumnya dapat diperas lagi, bahwa perlu meningkatkan keyakinan melalui cara belajar. Hal ini didasari alasan bahwa hanya melalui belajarlah maka seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya yang berguna untuk melakukan suatu tugas yang spesifik. Dengan demikian, keyakinan merupakan hasil dari belajar seumur hidup, atau dengan perkataan lain “belajar kapan saja, dimana saja dan dari siapa” merupakan aktifitas yang secara filosofis religi dan sains merupakan hal yang perlu dilakukan oleh siapa saja. salah satu bentuk konkret dari belajar adalah belajar berpikir positif (learning to be a positive thinking).

Salam belajar………….
Enhanced by Zemanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar