Jumat, 16 September 2011

Samakah Masa Lalu Dengan Masa Depan

Billiken by MASAImage via Wikipedia
Para akademisi maupun praktisi keuangan terutama yang berkicimpung dalam pasar modal dalam mengambil keputusan keuangan secara rasional pasti melakukan analisis terlebih dahulu, yang mana analisis yang dilakukan dapat menggunakan kinerja keuangan perusahaan dari saham yang minati yang tercermin dari laporan keuangannya. Adapun para analist yang menggunakan laporan tahunan dan data masa lalu perusahaan disebut fundamental analist, sedangkan bagi para analist yang menggunakan data harga masa lalu untuk dilihat trendnya disebut analist teknikal.
Kedua tipe analist ini sama-sama menggunakan data masa lalu untuk meramal masa depan atau memprediksi prospek perusahaan dimasa yang akan datang, namun terdapat perbedaan hakiki dari kedua tipe analist ini yaitu untuk yang teknikal hanya akan menggunakan data harga saham dan tidak menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan. Untuk analist fundamental maka laporan keuangan menjadi mutlak diperlukan namun perlu disadari bahwa laporan keuangan yang digunakan untuk dianalisis merupakan gambaran kesuksesan maupun kegagalan masa lalu dari sebuah perusahaan. Sebagai contoh rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari kalkulasi data yang terdapat pada laporan keuangan, entah itu laporan neraca maupun laporan laba rugi.
Laporan keuangan yang merupakan input bagi prediksi masa depan, yang mana secara garis besar terbagi atas empat jenis rasio yang sering digunakan para analist fundamental. Pertama yaitu rasio likuiditas yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan berkaitan juga dengan kemampuan perusahaan menyediakan modal kerjanya, tepatnya rasio-rasio yang sering digunakan yaitu current ratio dan cash ratio. Kedua yaitu rasio leverage yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya, tepatnya rasio yang digunakan yaitu D/E ratio dan rasio solvabilitas. Ketiga yaitu rasio aktivitas yang bertujuan mengukur sejau mana manajemen mampu melakukan efisien atas pengelolaan assetnya, tepatnya rasio yang sering digunakan yaitu P/TA (sales/total asset) sedangkan rasio keempat yaitu rasio profotabilitas, yang mana bertujuan mengukur sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari seluruh asset yang dimiliki dan rasio yang sering digunakan yaitu ROI, ROE dan P/E ratio.
Penggunaan rasio-rasio keuangan tersebut secara eksplisit merupakan kinerja masa lalu namun digunakan untuk memprediksi masa depan sehingga bisa menimbulkan bias dalam bentuk anomaly momentum, dimana investor berkeyakinan bahwa perusahaan yang masa lalunya berkinerja baik akan secara kontinyu berkinerja baik dan begitu juga sebaliknya bagi perusahaan berkinerja buruk sehingga persoalan meramal menjadi hal yang hangat untuk dibicarakan dan didiskusikan terutama bagaimana menggunakan data masa lalu untuk meneropong masa depan, yang spesifiknya yaitu meneropong prospek kinerja yang akan datang dari perusahaan.
Oleh karena kelemahan dari analisa fundamental maka sebaiknya dalam melakukan analisa saham juga digunakan analisa teknikal, namun sebelum menjelaskan lebih lanjut maka penulis mengajak pembaca untuk menelaah analisis teknikal guna mendapatkan gambaran yang jelas. Analisis teknikal pada hakikatnya merupakan analisis yang menggunakan data harga saham masa lalu untuk dilihat trendnya sehingga analist dapat mengambil keputusan yang tepat. Lebih lanjut bahwa teknik ini memiliki asumsi yang secara jelas mengutarakan bahwa masa lalu sama dengan masa yang akan datang dan masa lalu akan terulang kembali dimasa yang akan datang atau dengan kata lain bahwa harga saham masa lalu sudah mencermin informasi dimasa yang akan datang. Penggunaan data masa lalu akan memudahkan dan menguntungkan analist teknikal karena akan diketahui kapan seharusnya menjual pada saat harga saham telah berada pada titik tertinggi berdasarkan pengalaman trend sebelumnya dan kapan sebaiknya membeli yaitu apabila harga saham telah berada pada titik bawah, sekali lagi berdasarkan pengalaman trend sebelumnya. Dari keuntungan yang diperoleh analist teknikal yaitu memudahkan untuk diketahui kapan harus menjual dan membeli maka keunggulan lain teknik ini yaitu relative mudah digunakan dibandingkan analisa fundamental. Namun seperti bunyi pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak maka teknik ini juga memiliki kelemahan utama yaitu pada asumsi yang mendasarinya sehingga apabila masa lalu dianggap sama dengan masa depan maka secara eksplisit telah mengabaikan aspek perubahan dan ketidakpastian.
Kelemahan teknik ini membuat banyak praktisi maupun akademisi berpendapat bahwa analisis teknikal lebih tepat apabila digunakan untuk meramal pergerakan harga saham dalam jangka pendek yang bisa dimulai dari pergerakan tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Namun terlepas dari berbagai keunggulan dan kelemahan dari kedua jenis teknik analisis saham maka seperti yang penulis katakan sejak awal bahwa kedua teknik ini didasari atas penggunaan data masa lalu dan mengabaikan aspek perubahan dan ketidakpastian. Lebih lanjut bahwa disebabkan kelemahan atas dua teknik sebelumnya tersebut dalam menganalisis saham untuk masa yang akan datang maka jangan hanya menggunakan salah satu metode saja melainkan menggunakan kedua metode sekaligus sehingga akan menambah wawasan dalam mempertimbangkan pembuatan keputusan yang tepat. Lebih lanjut bahwa sebagai penambah new blood dalam menganalisis saham sebaiknya investor tidak hanya memfokuskan pada kinerja keuangan saja melainkan juga perlu mengkaji informasi-informasi kulitatif lainya seperti yang digunakan sang maestro investasi saham Warrent Buffet yaitu perlu mengkaji keadaan personel manajemennya (man behind the gun), informasi mengenai posisi perusahaan dalam industrinya, silkus hidup industry dimana perusahaan berada, regulasi-regulasi saat ini dan kemungkinan regulasi-regulasi dimasa yang akan datang serta yang tidak kalah pentingnya yaitu departemen R&D dari perusahaan yang bersangkutan sehingga perusahaan mampu melakukan inovasi (dynamics capabilities).
Enhanced by Zemanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar