Rabu, 12 September 2012

Siapa Penentu Takdir Finansialku?


“Itu merupakan takdirku. Atau yah mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi”. Mungkin contoh-contoh pernyataan sebelumnya pernah didengan atau mungkin saja pernah diucapkan, entah disadari ataukah tidak. Tap terlepas apakah terdapat faktor menyadarinya ataukah tidak, tetap saja kita harus mengakuinya bahwa apa pun yang terjadi dalam rentetan waktu, entah peristiwa suka atau pun tidak diharapkan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang ahrus dilakukan . karena tanpa kesadaran untuk belajar dari kesalahan tersebut, kita hanya akan menghambat perkembangan kedewasaan kita.
Hal yang sama juga untuk bidang keuangan bahwa apa pun yang terjadi, entah sukacita ataukah kebalikannya dalam mengelola keuangan merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang ahrus dipetik hikmatnya. Mengapa perlu adanya kesadaran untuk belajar, karena pada prinsipnya kita adalah manusia dan manusia itu pada prinsipnya memiliki kewajiban untuk belajar sepanjang siklus hidupnya. Sebagai contoh, ketika keliru mengelola keuangan dan kadang-kadang membuat kita merasa tak berdaya sehingga memicu keyakinan dalam benak bahwa “ini sudah takdirku untuk mengalami kesulitan keuangan”, maka kita harus berjuang untuk sadar bahwa apa yang kita alami merupakan rahmat yang sangat luar biasa. Nalarnya adalah kita mau belajar dari kesalahan tersebut maka kita akan membuka penyadaran untuk tidak menerima kesalahan tersebut sebagai takdir kita.
Melalui proses kesadaran diri itulah, peluang menatap masa depan akan lebih baik. Atau dengan kata lain, kita menumbuhkan keyakinan positif bahwa kita adalah manusia yang dibekali dengan jiwa pemenang dan mampu bangkit atau memperbaiki kesalahan, terkhususnya belajar dari kesalahan mengelola keuangan untuk diperbaiki di masa mendatang. Dan salah satunya manifestasi dari tidak menerima takdir karena keliru mengelola keuangan yaitu komitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keuangan, atau dalam istilah pedagoginya sebagai literasi keuangan (financial literacy).
Sampai di sini, tampak bahwa pada prinsipnya takdir keuangan merupakan tanggung jawab masing-masing orang. Dalam arti bahwa masing-masing oranglah yang merupakan penentu takdirnya. Dan tentu saja, takdir apakah akan mencapai kebebasan keuangan mutlak ditentukan oleh keberanian diri untuk melangkah maju dan memuntir ancaman menjadi peluang. Lanjut bahwa dnegan kesadaran itulah dapat dikatakan bahwa apa pun kondisi keuangan anda saat ini, tetap saja peluang untuk meningkatkan akumulasi aset keuangan tetap terbuka. Dan sekali lagi semua itu tergantung pada diri anda dan bukan tanggung jawab ornag lain.
Selanjutnya adalah bagaimana cara konkrit untuk merubah takdir keuangan anda. Dalam tulisan singkat dan pendek ini, penulis memaparkan sedikit solusi. Diantaranya adalah jujur pada diri anda bahwa andalah yang menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan keuangan. hal ini penting untuk menghindari dari melempar tanggung jawab kepada orang lain. Kedua adalah sadarilah bahwa anda memiliki kemampuan (knowledge and skill) untuk mengelola keuangan yang tepat. Ketiga adalah belajarlah untuk meningkatkan pengetahuan keuangan. Dan yang terakhir yaitu tetap komitmen untuk mengulangi secara berkesinambungan langkah-langkah sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar