Rabu, 05 September 2012

Pressure Keuangan Dalam Bayangan Cermin Retak


Menghadapi berbagai tantangan di era informasi mejadi suatu perubahan yang sangat penting, menimbang bahwa ketidakpastian merupakan teman setia pengiring kehidupan. Hal yang sama juga pada bidang keuangan pribadi (personal finance), karena apabila jaman dahulu manajemen keuangan pribadi seringkali disepelekan maka saat ini perlu diubah. Dalam arti membutuhkan suatu keberanian dan kesadaran untuk membentuk atau mendisain ulang pola pikir (mindset) terkait pengelolaan keuangan. Apabila dahulu keuangan pribadi/rumah tangga bukan menjadi faktor penentu adanya konflik serta ketidakpuasan hidup maka saat ini hal itu perlu mendapatkan perhatian serius. Menimbang adanya perubahan dan sekali lagi karena adanya perubahan. Atau bisa juga diganti menjadi karena adanya ketidakpastian (uncertainty) dalam ruang dan waktu yang dijalani masing-masing orang.
Berpijak pada ulasan sebelumnya, sebenarnya mendeskripsikan pengkerucutan makna dari pressure keuangan (financial pressure). Nalarnya adalah pressure keuangan atau yang lebih akrab biasanya disebut stres keuangan sudah menjadi bagian warna-warni kehidupan bagi orang-orang yang menyepelakan pentingnya mengelola keuangan pribadi/rumah tangga yang benar. Sebelum lebih jauh, akan diberikan pemahaman pendefisinisian supaya tidak mengaburkan tujuan asli dari tulisan ini. Pressure  keuangan diartikan sebagai kondisi ketidakcupan atau bahkan kekurangan keuangan yang dialami seseorang sehingga pemenuhan kebutuhan hidup menjadi terganggu dan ada kemungkinan terperangkap dalam utang yang berlebihan.
Dari definisi di atas, sangat tampak bahwa pressure keuangan memiliki beberapa aspek negatif yang perlu diberi solusi karena apabila disepelekan akan sangat menggangu kestabilan aktivitas, dan yang lebih parah lagi akan menghilangkan keseimbangan psikologis dan fisik seseorang. Spesifiknya yaitu ketika seseorang mengalami pressure keuangan, dirinya secara psikologi akan berada dalam tekanan sehingga mengurangi fokus pada kehidupannya.
Efek lanjutannya adalah membuat diirnya merasa khawatir, kebingungan, hilang fokus, atau bahkan depresi. Pertnyaannya mengapa hal itu bisa terjadi. Nalarnya adalah kekurangan atau ketidakcukupan uang akan membuat diirnya merasa tidak aman secara natural karena kebutuhannya tidak terpenuhi, dan hal ini bertendensi menggangu kestabilan emosi dan bahkan kestabilan fisik. Secara fisik, orang yang mengalami pressure keuangan akan membuat diirnya jatuh dalam depresi, dan seperti yang diketahui bahwa mengalami depresi bisa saja mengganggu kestabilan metabolisme tubuh. Lanjut bahwa dengan kehilangan kestabilan tubuh akan memicu keletihan tubuh dan berakhir pada mengalami berbagai penyakit.
Selain berbagai efek di atas, mengalami pressure keuangan juga akan membuat hidup yang terbelenggu utang dan serasa tidak berujung. Nalarnya adalah ketika uang tidak cukup atau bahkan kekurangan, orang akan berusaha memenuhinya melalui utang dan utang. Akibatnya adalah tak terasa sudah menumpuk utang dan apabila tidak mampu mengembalikannya maka akan semakin memperburuk keadaan. Dengan semakin memburuknya keadaan karena terlilit utang, orang dapat saja akan mengambil jalan shortcut untuk bertindak nekad di luar norma-norma sosial seperti merampok, mencuri, dan berbagai jenis kejahatan lainnya.
Sampai di sini, sekiranya sudah jelas bahwa mengalami pressure keuangan (financial pressure) berdampak buruk pada kesehatan pikiran (mind) dan tubuh. Untuk itu perlu dicari beberapa solusi yang tepat terkait penyelesaian atau bahkan pencegahan dari mengalami pressure keuangan. Dalam tulisan ini, solusinya dibagi menjadi dua kategori yaitu pada taraf pencegahan dan yang kedua adalah pada taraf pelepasan. Solusi pada taraf pertama atau pencegahan yaitu tingkatkan kecerdasan keuangan anda sehingga mampu mengelola keuangan yang tepat. Kedua adalah tetap berkomtmen belajar untuk meningkatkan ketrampilan keuangan sepanjang siklus hidup. Ketiga yaitu berpikir positif dan yang terakhir yaitu menindak lanjutinya dalam aplikasi serta melakukan refleksi untuk umpan balik. Solusi untuk taraf kedua adalah pembenahan melalui bantuan psikolog, tingkatkan kecerdasan keuangan, olah raga dan makan makanan sehat, meditasi, berlatih berpikir positif dan jadikan kesalahan sebagai guru yang yang mengajarkan anda berubah kearah positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar