Rabu, 12 September 2012

Mental Accounting Yang Tidak Disadari


Setiap orang dapat saja berbeda dalam mengelola keuangan dan bisa juga sama dalam mengelola keuangan. Terkait perbedaan itulah dalam tulisan singkat ini akan menggunakan salah satu jenis bias yang seringkali terjadi dalam mengelola keuangan. Bias itu adalah mental accounting yaitu bagaimana manusia ketika membuat keputusan keuangan seringkali membuat pos-pos dalam keuangan dalam benaknya sehingga akan memilah-milah keuangan yang satu dengan yang lain.
Dalam artian bahwa nilai uang akan dipilah-pilah walaupun pada kenyataannya nilai uang tetap netral. Sebagai contoh bahwa ketika menerima bonus, individu biasanya berpersepsi bahwa uang itu berbeda dengan gaji bulanan sehingga tendensi untuk memmbelanjakan uang tersebut dan lupa untuk menabung. Logika mengapa bias karena apakah uang yang berasal dari bonus ataukah dari gaji bulanan tetap memiliki nilai uang yang sama sehingga tidak perlu menglota-kotaknya dalam pikiran.
Contoh lainnya adalah ketika mahasiswa mendapatkan uang yang berasal dari uang bulanan dan uang yang berasal dari pemberian kekasihnya, biasanya akan diperlakukan berbeda nilai uangnya. Dan hal ini sebenarnya tidak rasional karena pada prinsipnya uang tersebut merupakan suatu benda yang netral dan perlu didayagunakan dengan rasional. Untuk itu cara yang dapat digunakan untuk mengikis bias ini adalah orang hanya perlu sadar akan bias ini sehingga ketika berbelanja akan lebih terfokus. Karena bias ini terjadi pada ranah gambaran mental sehingga sulit untuk merubahnya dan hanya kesadaran sajalah dapat direduksi.
Tapi bukan berarti bahwa mental accounting selalu menimbulkan kekeliruan, melainkan juga dapat menimbulkan kebaikan. Nalarnya adalah dapat memicu self control yang sangat berguna bagi kedisiplinan diri dalam mengelola keuangan. Salah satu contohnya adalah ketika seorang ibu tetap konsisten membelanjakan sesuai rencananya dari uang gaji bulanan maka tentu saja akan sangat bermanfaat karena terhindar dari perilaku boros, walaupun jika menerima uang bonus akan membelanjakan sapai habis. Dalam konteks ini, memang ada insikasi melakukan perbedaan nilai uang untuk berbelanja tapi jika dilihat dari ketaatan si ibu untuk tetap bertahan dalam rencana belajar menunjukkan perilaku self control yang beresensikan kedisiplinan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar