Minggu, 19 Februari 2012

Untuk Apa (For What)


Waktu adalah salah bentuk rahmat sang Kuasa. Mengapa, karena melalui waktulah kita sadar bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk menjadi diri kita yang unik. Terkait ulasan itulah yang memicu munculnya tulisan singkat ini, yaitu untuk apa atau for what? Dalam arti kata untuk apa waktu yang diberikan atau dapat juga diganti untuk apa kita hidup? Berbagai jawaban dapat saja muncul atas pertanyaan tersebut, namun menurut penulis bahwa pertnyaan For What memiliki suatu power yang dapat memicu kesadaran diri manusia. Penjelasannya yaitu dengan bertanya diri, untuk apa saya hidup atau untuk apa saya diberikan begitu banyak kesempatan dan anugerah dalam hidup ini, maka orang tersebut sebenarnya telah berfilsafat tentang makna atau arti hidup yang sesungguhnya.
Lanjut bahwa pertanyaan For What merupakan suatu bentuk pencarian diri tentang eksistensinya dalam hidup ini, atau dengan kata lain kecerdasan spiritual orang tersebut sedang aktif. Karena hal tersebut merupakan perenungan yang mendalam dan relatif membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan jawabannya yang pasti. Bukan karena tingkat kesulitan seperti jawaban-jawanan seperti ketika anda sedang melakukan tes pada bangku sekolah atau universitas, melainkan merupakan esensi hidup anda atau panduan hidup anda tentang diri anda dan korelasinya dengan totalitas alam semesta. Oleh karena itu, janganlah menyepelakan pertanyaan For What.
Sebagai deskripsi singkat, menurut penulis makna dari pertanyaan For What adalah suatu bentuk totalitas dari hidup seorang manusia untuk menemukan hakikat hidup. Nalarnya adalah bagaimana seseorang menggunakan semua kapasitas bawaannya atau rahmatnya tersebut untuk berkaca diri sehingga memahami siapakah saya atau who am i. Mungkin agak terkesan sangat abstraksi, namun memang seperti itulah pertanyaan For What. Diibaratkan seperti mencoba melihat udara namun tidak pernah kesampaian namun sebenarnya dapat dirasakan. Hal itu seringkali terjadi namun perkembangan ilmu pengetahuan saat ini dapat sedikit membantu seperti bagaimana merumuskan tujuan dan visi hidup. Nalarnya adalah pertanyaan For What sebenarnya merupakan pertanyaan tentang tujuan dan visi hidup seseorang, atau alasan mengapa kita semua diberikan hidup oleh Sang Kuasa. Dengan kata lain, dapat dirubah pertanyaannya menjadi For What anda bereksistensi saat ini atau mengapa anda bereksistensi saat ini.
Semua ulasan sebelumnya, dapat disimpulkan menjadi jika anda mengajukan pertanyaan For What, maka anda sebenarnya sedang terhubung dengan totalitas alam semesta beserta seluruh isinya. Karena, pertanyaan For What merupakan pertanyaan fundamental yang harus ditemukan oleh siapa saja sehingga mampu menjadi manusia pembelajar dan berkontribusi pada kehidupan ini. Maksud penulis dengan kontribusi bukanlah hal-hal yang mewah atau bersifat materi melainkan bagaimana kita semua megoptimalkan atau berusaha memahami diri kita seutuhnya, atau menurut Stephen Cofey sebagai mengenal apa yang menjadi kekuasaanmu dan mana yang menjadi teritori kepedulianmu. Dan sebaiknya anda memfokuskan pada apa yang menjadi kekuasaaanmu untuk mengoptimalkannya namun tetap memberi perhatian pada teritori kepedulianmu. Spesifiknya lagi yaitu meminjam istilah Tony Buzan sebagai membangkitkan raksasa yang tidur atau gunakanlah seluruh totalitas akalmu untuk menjadi manusia yang bermartabat, bermoral, berakhlak, yang apabila diringkas akan menjadi manusia pembelajar dan berkontribusi. Akhir kata, selamat merenung, mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan For What.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar