Minggu, 19 Februari 2012

Filsafat Cinta


Tulisan-tulisan tentang filsafat sudah banyak sekali, dan arti dari filsafat itu sendiri sudah banyak dipahami oleh manusia. Mengapa, karena filsafat merupakan suatu kajian yang setiap hari kita lalui. Konkritnya adalah tanpa disadari atau disadari kita bertanya apa ini atau apa itu, mengapat seperti ini dan mengapa seperti itu. Semua itu hanyalah beberapa contoh saja dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Terlepas dari kesadaran atau ketidaksadaran dalam berfilsafat, dalam tulisan pendek ini akan mengkaji filsafat cinta. Sebagai deskripsi bahwa filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan, dan cinta adalah berkaitan dengan kasih. Dengan demikian, menurut penulis filsafat cinta adalah mencintai orang lain dengan bijak dan dilandasi oleh kasih Kristus.
Sehubungan dengan pendefinisian sebelumnya, tampak bahwa filsafat cinta berfondasikan kasih sehingga mendapatkan kesesuaian dengan Takut Akan Tuhan Adalah Awal Dari Ilmu Pengetahuan (Amsal 1-7). Lanjut bahwa, dengan berfondasikan kasih maka dapat dikatakan bahwa seni mencintai dan dicintai merupakan salah bentuk aplikasi dari kasih, yang apabila dilihat dari perspektif injil diperoleh bahwa kasih adalah the golden rule yang diperintah oleh Yesus Kristus. Tepatnya adalah dalam Matius 22; 36-40 “Guru hukum manakah yang terbesar dalam hukum taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”.Oleh karena itu, siapa saja yang memiliki cinta, maka dia pun memiliki kasih.
Memiliki cinta yang nota bene memiliki kasih menurut penulis merupakan suatu bentuk panggilan hidup sehingga janganlah menganggap remeh makna cinta seperti kalimat gombal yang sering didengar yaitu I love u yang berarti aku mencintai kamu. Mengapa, karena dala ungkapan pendek tersebut mengandung banyak makna yaitu suatu bentuk ungkapan syukur atas kasih sehingga seseorang dapat merasakan suatu pencerahan bahwa dirinya mengasihi dan akan dikasihi. Hukum alam pun berlaku dalam hal ini, karena barang siapa mengasihi maka dia pun akan dikasihi, dan barang siapa tidak mengasihi maka dia pun tetap akan dikasihi karena pasti suatu saat citra dirinya akan pulih atau dipulihkan oleh kasih itu sendiri yang bersumber dari Sang Pencipta.
Hanya saja sebegai manusia normal atau memiliki akal sehat, sebaiknya perlu juga meningkatkan kesadaran untuk memulihkan diriya sehingga mampu mencintai dan dicintai. Nalarnya adalah bermodalkan kepekaan jiwa bahwa kita semua merupakan hasil ciptaan yang Maha Kuasa, maka sudah sewajarnya jika kita semua saling mencintai yang merupakan salah satu bentuk dari mengasihi. Lebih spesifiknya lagi, kita mampu gunakan akal atau pikiran kita untuk mencintai sesama manusia guna mampu saling berkontribusi dan pada akhirnya akan menjadikan kehidupan berserta seluruh totalitasnya menjadi indah dan berkat.
Bukan hanya itu saja, filsafat cinta juga merupakan buah dari perenungan atau kontemplasi mengenai bagaimana dorongan terdalam dari jiwa untuk melakukan terobosan pada hal-hal positif atau membangun karakter yang positif atau sehat. Logikanya adalah filsafat cinta merupakan jembatan untuk membangun karakter positif untuk berkontribusi atau bahkan untuk belajar sepanjang siklus hidup seseorang. Lebih lanjut, bermodalkan cinta yang merupakan bawaan kapasitas spirit yang dianugerahi oleh sang kuasa, orang tersebut mampu menjadikan dirinya lebih bermakna atau bernilai dalam setiap perilaku sehari-hari dan juga dapat dijadikan benteng untuk membangun suatu kebiasaan yang sehat dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Atau menurut ungkapan Antony DeMelo dalam doa sang katak sebagai “bukan keadilan yang menyelamatkan dunia melainkan kedamaian”. Mengapa, karena kedamaian yang merupakan salah satu kondisi yang memampukan seseorang beraktualisasi diri memiliki keterkaitan dengan filsafat cinta. Lebih jelasnya adalah menurut penulis keadilan hanya dapat diwujudkan apabila dalam interaksi antara mansuia sudah ada kedamaian, dan kedamaian itu hanya dapat di wujudkan atau ditimbulkan oleh cinta atau filsafat cinta yang secara eksplisit merupakan deskripsi dari saling mengasihi antara sesama manusia. Bukan hanya itu saja,  bermodalkan filsafat cinta maka seseorang akan benar-benar paham bahwa setiap detik yang dianugerahi merupakan wujud dari cinta oleh sang Kuasa kepada manusia ciptaannya. Dengan demikian, selamat menjalani hidup yang penuh dengan warna-warni saling mengasihi yang akan memicu rasa cinta. Akhir kata penulis mengucapkan selamat berfilsafat cinta dalam totalitas kehidupan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar