“Itu merupakan
takdirku. Atau yah mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi”. Mungkin
contoh-contoh pernyataan sebelumnya pernah didengan atau mungkin saja pernah
diucapkan, entah disadari ataukah tidak. Tap terlepas apakah terdapat faktor
menyadarinya ataukah tidak, tetap saja kita harus mengakuinya bahwa apa pun
yang terjadi dalam rentetan waktu, entah peristiwa suka atau pun tidak
diharapkan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang ahrus dilakukan . karena
tanpa kesadaran untuk belajar dari kesalahan tersebut, kita hanya akan
menghambat perkembangan kedewasaan kita.
Hal yang sama
juga untuk bidang keuangan bahwa apa pun yang terjadi, entah sukacita ataukah
kebalikannya dalam mengelola keuangan merupakan suatu rangkaian pembelajaran
yang ahrus dipetik hikmatnya. Mengapa perlu adanya kesadaran untuk belajar,
karena pada prinsipnya kita adalah manusia dan manusia itu pada prinsipnya
memiliki kewajiban untuk belajar sepanjang siklus hidupnya. Sebagai contoh,
ketika keliru mengelola keuangan dan kadang-kadang membuat kita merasa tak
berdaya sehingga memicu keyakinan dalam benak bahwa “ini sudah takdirku untuk
mengalami kesulitan keuangan”, maka kita harus berjuang untuk sadar bahwa apa
yang kita alami merupakan rahmat yang sangat luar biasa. Nalarnya adalah kita
mau belajar dari kesalahan tersebut maka kita akan membuka penyadaran untuk
tidak menerima kesalahan tersebut sebagai takdir kita.
Melalui proses
kesadaran diri itulah, peluang menatap masa depan akan lebih baik. Atau dengan
kata lain, kita menumbuhkan keyakinan positif bahwa kita adalah manusia yang
dibekali dengan jiwa pemenang dan mampu bangkit atau memperbaiki kesalahan,
terkhususnya belajar dari kesalahan mengelola keuangan untuk diperbaiki di masa
mendatang. Dan salah satunya manifestasi dari tidak menerima takdir karena
keliru mengelola keuangan yaitu komitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan keuangan, atau dalam istilah pedagoginya sebagai literasi keuangan
(financial literacy).
Sampai di sini,
tampak bahwa pada prinsipnya takdir keuangan merupakan tanggung jawab
masing-masing orang. Dalam arti bahwa masing-masing oranglah yang merupakan
penentu takdirnya. Dan tentu saja, takdir apakah akan mencapai kebebasan
keuangan mutlak ditentukan oleh keberanian diri untuk melangkah maju dan
memuntir ancaman menjadi peluang. Lanjut bahwa dnegan kesadaran itulah dapat
dikatakan bahwa apa pun kondisi keuangan anda saat ini, tetap saja peluang
untuk meningkatkan akumulasi aset keuangan tetap terbuka. Dan sekali lagi semua
itu tergantung pada diri anda dan bukan tanggung jawab ornag lain.
Selanjutnya
adalah bagaimana cara konkrit untuk merubah takdir keuangan anda. Dalam tulisan
singkat dan pendek ini, penulis memaparkan sedikit solusi. Diantaranya adalah
jujur pada diri anda bahwa andalah yang menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan
keuangan. hal ini penting untuk menghindari dari melempar tanggung jawab kepada
orang lain. Kedua adalah sadarilah bahwa anda memiliki kemampuan (knowledge and skill) untuk mengelola keuangan
yang tepat. Ketiga adalah belajarlah untuk meningkatkan pengetahuan keuangan.
Dan yang terakhir yaitu tetap komitmen untuk mengulangi secara berkesinambungan
langkah-langkah sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar