Perubahan lingkungan sekitaran yang ditandai diantaranya dengan penemuan teknologi baru, perubahan ekonomi, fluktuasi konsumen dan kompetisi yang dinamik membuat setiam perusahaan dituntut untuk berubah sehingga menimbulkan pertanyaan dimana, bagaimana perusahaan diarahkan untuk berubah. Lebih lanjut bahwa lingkungan eksternal yang intensitas perubahan meningkat mengakibatkan perusahaan lebih tanggap dan feksibel dalam menentukan strategi yang tepat sehingga guna menangkap setiap peluang dan meminimalisasi maupun memuntir ancaman menjadi peluang sehingga keberadaan perusahaan tetap berlangsung.
Seperti yang diketahui bahwa perusahaan berada pada suatu system bisnis yang komplek dan menawari berbagai peluang dan ancaman bagi setiap perusahaan sehingga perusahaan diharuskan mengubah paradigm untuk mampu memberikan value yang superior kepada konsumen, namun untuk mampu melakukannya maka perusahaan perlu terlebih dahulu membenahi sumber daya menjadi unik. Persiapan menjadi hal penting, yang mana perusahaan perlu memperkuat system organisasinya agar mampu bertahan dalam lingkungaan bisnis yang hypercompetitive. Lebih lanjut dikatakan bahwa system organisasi yang tangguh memiliki tiga (3) komponen utama yaitu struktur organisasi, proses organisasi dan budaya organisasi.
Struktur organisasi yang diartikan sebagai mengelompokkan manusia-manusia ke dalam kelompok yang lebih kecil, yang mana manusia-manusia tersebut akan ditempatkan dalam beberapa divisi kerja dan memiliki fungsi-fungsi yang berbeda namun saling mendukung untuk mewujudkan tujuan organisasi sehingga diperlukan suatu criteria dalam membuat suatu struktur yang ideal guna. Alasan mengapa pembuatan struktur organisasi yang tepat atau ideal diperlukan karena perusahaan merupakan makluk hidup sehingga diperlukan integrasi agar masing-masing fungsi-fungsi dapat mempertanggung jawabkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Proses organisasi yang diartikan sebagai peraturan, prosedur dan rutinitas yang digunakan untuk mengontrol dan mengkoordinasikan berbagai individu dan unit dalam organisasi atau perusahaan. lebih spesifiknya proses organisasi memngelola masing-masing divisi seperti bagian penjualan, penganggaran dan lain-lainnya, namun hal penting dari proses organisasi yaitu memiliki skopa yang yang tidak dibatasi bagi divisi-divisi seperti bagian pengembangan produk baru, bagian peningkatan penjualan . didasari arti dan pentingnya dari proses organisasi maka diperlukan suatu disiplin yang terwujudkan dalam bentuk peraturan guna memadukan masing-masing fungsi yang ada dalam suatu organisasi.
Budaya organisasi yang diartikan sebagai value yang mengatur perilaku manusia yang ada dalam organisasi. alasan mengapa budaya organisasi menjadi penting disebabkan karena individu-individu yang ada dalam organisasi akan saling berinteraksi dan saling berbagi pengalaman sepanjang mereka masih terikat pada suatu organisasi. lebih lanjut dikatakan bahwa dalam setiap interaksi tersebut maka setiap individu akan membangun keakrapan sehingga akan mempengaruhi kinerja organisasi. Dilain pihak bahwa budaya organisasi juga akan mempengaruhi perilaku antar individu dalam konteks informal yang mana mempengaruhi pola pikir dan semangat bekerja. Didasari berbagai alasan tersebut maka dalam rangka membangun ketanggapan dan ketangguhan organisasi dalam intensitas perubahan lingkungan maka peran dari manajer menjadi hal yang tidak diragukan lagi dalam membangun suatu budaya organisasi yang sehat dan positif sehingga pola perilaku semua individu akan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kekuatan sumber daya yang ada dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan perusahaan dalam rangka memberikan value yang superior kepada konsumen sehingga pencapaian tujuan organisasi akan tercapai. Namun seperti yang dibahas pada bagian sebelumnya bahwa perusahaan berada dalam suatu system bisnis, yang mana system bisnis tersebut akan menawari perusahaan berbagai peluang maupun ancaman sehingga perusahaan memerlukan strategi yang tepat guna menjembatani antara sumber daya yang dimiliki dengan tantangan yang ditawari lingkungan eksternal. Dalam rangka mensesuaikan sumber daya dengan tantangan tersenut maka perusahaan selain secara terus-menerus dan berkelanjutan membenahi aspek sumber daya naranya maka perusahaan juga perlu memahami perubahan-perubahan tersebut atau dengan kata lain bahwa manajer-manajer memerlukan pemetaan kognitif yang cermat dan tepat guna mendukung pemahaman akan kondisi akktual yang dihadapi perusahaan. adapun pemetaan yang dimaksud yaitu bagaimana manajer-manajer memahami skopa dari perubahan tersebut yang berguna untuk mengetahui aspek-aspek mana saja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini didasari bahwa kompeleksitas lingkungan eksternal akan menyulitkan manajer-manajer dalam aktivitas kognitif sehingga kadangkala akan mengakibatkan miopy dan tidak terfokuskan dengan baik.
Hal lainnya yang berkenaan dengan pemetaan kognitif yaitu bagaimana manajer-manajer mengetahui arah perubahan. Secara eksplisit bahwa arah perubahan akan terjadi dari tinggi menuju ke rendah, yang mana arah perubahan yang tinggi diartikan sebagai bagaimana dampak perubahan system bisnis akan mempengaruhi tiga komponen system organisasi sehingga akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan pencapaian tujuan perusahaan. Seperti bagaimana setiap individu yang ada dalam organisasi merubaha paragigma bahwa perubahan menjadi hal yang tak terelakkan lagi sehingga tuntutan untuk bagaimana menyesuaikan diri dengan perubahan merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk tetap bertahan.
Seperti yang dikatakan pada bagian awal bahwa aspek sumber daya yang unik dari perusahaan manjadi hal yang tidak terelakkan lagi dalam rangka mencapai tujuan organisasi, namun pada kenyataannya bahwa mengganti paradigma untuk berubah dari setiap anggota perusahaan seringkali menjadi hal yang sangat sulit dilakukan sehingga peran dari manajer untuk mengatasinya sangat dibutuhkan. Lebih lanjut bahwa untuk mangatasi berbagai hambatan dan rintangan untuk berubah maka manajer perlu mengetahui terlebih dahulu sumber-sumber penghambatnya, diantaranya yaitu perlawanan untuk berubah (keengganan individu untuk keluar dari kepastian menuju ketidakpastian dan ambiguitas atau black box), penolakan budaya (manusia cenderung tidak sanggup membuat pemetaan kognitif akan lingkungan eksternal), penolakan politik (mengarah pada prinsip Machiavelli untuk tetap mempertahankan kedudukannya dan menolak berpindah dari kedudukannya), kekurangan investasi (untuk mampu berubah maka dibutuhkan anggara yang besar sehingga memicu penolakan untuk berubah), kekurangan kompetensi (berkenaan dengan sumber daya nara yang tidak handal), penolakan system (adanya peraturan yang harus ditaati, yang mana peraturan tersebut kadangkala merintangi perusahaan untuk berubah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar