Kamis, 24 Januari 2013

Jangan Ada Dusta Diantara Kita


Judul di atas merupakan suatu lirik lagu yang dinyanyikan oleh Obi Besakh dan cukup terpopuler sejak pertama kali dinyanyikan hingga kini. Dan penulis juga senang dengan judul lagu tersebut karena itu penulis mencoba membahasnya dari perspektif berbeda yakni dalam bidang politik. Tepatnya yaitu bagaimana Jangan Ada Dusta Diantara Kita memiliki keeratan hubungan dengan bagaimana interaksi antara manusia ketika berpolitik. Lanjut bahwa dalam berpolitik seringkali orang namun bukan semua orang berpolitik berperilaku seperti ini bahwa orang seringkali menggunakan senjata bermuka dua untuk mendapatkan kekuasaan, dan hal ini kadang-kadang sudah menjadi hal yang lumrah dalam berpolitik.
Ketika berpolitik, seseorang yang begitu luar biasa mendapatkan kekuasaan akan mencoba berdusta dengan berjanji ini itu namun ketika sudah menduduki suatu jabatan maka yang terjadi adalah semuanya hanyalah tinggal kenangan dan kenangan itu dalam tulisan ini diartikan sebagai tidak pernah terjadi atau hanya ilusi saja. Ketika sudah kondisi sudah seperti itu, orang hanya akan diam dan tidak bisa melakukan apa-apa karena bagaimana pun posisi jabatan yang sudah diduduki menjamin posisinya yang layak dan tak tersentuh.
Berpijak pada ulasan sebelumnya, relevansi Jangan Ada Dusta Diantara Kita dalam berpolitik sangat erat dan hal itu sangat bermanfaat karena perlahan tapi pasti akan menggugah cara berpolitik. Dalam artian bahwa akan mencoba menggunakan cara-cara yang ebrmuatan etis ketika berpolitik dan bukan hanya menjadikan tujuan menghalalkan semua cara dan ketika terjadi efek negatif maka yang terjadi hanya menghilang atau mencari kambing hitam untuk disalahkan. Penulis akui bahwa memang untuk mengaplikasikannya sangat sulit ketika seseorang berpolitik namun bagaimanapun etika dalam berpolitik patut diperjuangkan.
Sehubungan dengan penggunaan etika dalam berpolitik yang mana dalam tulisan ini berslogan Jangan Ada Dusta Diantara Kita dapat diawali dari bentuk pendidikan politik. Dalam arti bahwa mata pelajaran etika berpolitik dan etika bisnis dapat memuat nilai-nilai Jangan Ada Dusta Diantara Kita seperti bagaimana menekankan bahwa bermuka topeng itu merupakan suatu pelanggaran etika dan variasinya. Sampai di sini, tampak bahwa Jangan Ada Dusta Diantara Kita dapat diawali dari kepala yang mana bermakna bahwa paradigmanya yang harus dibenahi sehingga jangan terjebak dalam prinsip menggunakan segala cara untuk mencapai suatu tujuan.
Selain itu, dapat juga diawali dari pendidikan keluarga sehingga anggota keluarga menjadi tetanam nilai Jangan Ada Dusta Diantara Kita dan mulai berperilaku tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Dalam arti bahwa tulus menggambarkan tujuan mulia atau alasan mengapa harus memperoleh kekuasaan serta bagaimana menggunakannya dengan bijak. Sedangkan cerdik berarti sikap untuk mencari cara memperoleh kekuasaan menggunakan cara-cara etis sehingga kombinasi dari tulus dan cerdik akan menjadikan manusia yang berpolitik dengan berlandaskan cara-cara beretika untuk memperoleh kekuasaan. Dengan demikian, selamat menjalani politik yang berlandaskan Jangan Ada Dusta Diantara Kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar