Saat ini sudah bukan rahasia jika kebanyakan orang mengetahui bahwa pendidikan merupakan ujung tombak dari pembangunan. Dan, hal ini merupakan suatu kemajuan karena membuktikan adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjadikan ilmu pengetahuan melalui pendidikan sebagai salah satu modal untuk mencapai kesejahteraan. Selain itu juga, kesadaran ini merupakan hal yang fundamental difatnya karena tanpa adanya penguasaan hard skill dan soft skill yang bersumber dari pendidikan maka akan sulit untuk menghadapi tantangan era perubahan.
Namun seperti ungkapan adagium bahwa “yang baik terus ditingkatkan sehingga menjadi keindahan sepanjang siklus hidup”, maka penulis melihat bahwa ada beberapa hal yang perlu ditinjau secara kritis karena akan membawa dampak negatif, yaitu mengganti paradigm tahu menjadi paham. Hal ini menurut hemat penulis memainkan peran sentral karena seperti yang diketahui bahwa tidak ada yang sempurna melainkan yang ada adalah perbaikan yang berkesinambungan. Tepatnya yaitu bagaimana pendidikan secara terarah dipahami sebagai pendidikan seumur hidup sehingga menjadi suatu dorongan bagi siapa saja untuk menajdi pembelajar mandiri, yang bercirikan sikap antusias dalam belajar dan tetap berusaha walaupun banyak tantangan yang menghadang ketika belajar.
Dalam upaya mewujudkan pembelajar mandiri maka penulis memiliki beberapa saran yaitu bagaimana tenaga pendidikan untuk berani keluar dari zona kenyamanan menuju zona perubahan. Spesifiknya yaitu berani melakukan riset yang merupakan salah bentuk Tri Dharma PT secara berkesinambungan. Menimbang bahwa melalui riset maka secara langsung telah mengasah alat analisis serta berani membuat suatu terobosan dalam ilmu dan pengetahuan. Berpijak pada ulasan sebelumnya maka penulis melihat bahwa melalui riset, maka seseorang secara langsung mengaplikasikan prinsip update dalam belajar.
Prinsip update adalah selalu melakukan penyesuaian sepanjang siklus hidup untuk belajar, dan ouput belajar tersebut akan terkristalkan dalam pola perilaku sehari-hari. Selain itu juga, dengan mengaplikasikan prinsip update melalui riset yang berkelanjutan maka tenaga pendidikan tanpa disadari telah melakukan sesuatu kebenaran yaitu “Takut akan Tuhan itu awal dari ilmu”. maksudnya adalah penulis melihat bahwa belajar yang termanifestasi dalam riset merupakan suatu bentuk ibadah, menimbang bahwa ibadah tidak di artikan secara sempit melainkan secara luas.
Namun sebelum membahas lebih jauh maka penulis akan membahas definisi dari ibadah sehingga terjadi kesesuaian dengan belajar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ibadah diartikan sebagai perbuatan untuk menyatakan bhakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Tampak dari definisi tersebut bahwa Ibadah merupakan wujud ketaatan manusia kepada sang Pencipta, yang mana penulis melihat bahwa dengan belajar maka seseorang akan lebih paham bahwa hidup yang diberikan sang Kuasa bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak berkenan melainkan melakukan apa yang dikehendaki, atau dengan kata lain yaitu hidup yang diberikan sang Kuasa ditujukan untuk berkontribusi bagi sesama dan wujud tanggung jawab manusia kepada sang Pencipta.
Terkait makna di atas, penulis mengkaitkan dengan Amsal 1;7 bahwa Takut Akan Tuhan Itu Permulaan Segala Ilmu. Oleh karena itu dengan belajar yang termanifestasi dalam riset adalah salah bentu dari melaksanakan apa yang diperintahkan oleh sang Kuasa. Lebih lanjut, penulis juga melihat bahwa keterkaitan melakukan riset dengan ibadah tampak dari definisi ibadah menurut Sinamo (2009). Tepatnya adalah ibadah merupakan persembahan diri, penyerahan diri yang dilandasi kesadaran bahwa kita berutang cinta kepada Tuhan yang kita abdi dan kita puja; bahwa kita telah menerima cinta sepenuh-penuhnya, maka kita pun patut mengabdi dengan sepenuh-penuh cinta pula.
Didasari definisi di atas, tampak bahwa ibadah merupakan hal yang wajib dilakukan oleh manusia, dan wujud ibadah tidak hanya diartikan secara sempit melainkan fleksibel, sehingga belajar juga merupakan manifestasi dari ibadah, dan melakukan riset juga merupakan suatu bentuk ungkapan cinya kita kepada sang maha Kuasa. Dengan demikian, belajar mandiri yang termanifestasi dalam melakukan riset yang kontinyu dilandasi oleh ucapan syukur kita kepada sang Kuasa karena diberikan potensi yang sangat unik. So, janganlah kita menina bobokan potensi itu, melainkan gunakanlah untuk berkontribusi kepada sesame yang dilandasi kasih kita kepada sang Kuasa. Selamat belajar,,,,,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar