Selasa, 02 Oktober 2012

Membangun Bahtera Kesejahteraan Keuangan


Kisah Nabi Nuh yang diselamatkan Allah melalui Bahtera sehingga terhindar dari kematian air bah? Kalau pembaca masih mengingatnya, itu merupakan suatu keindahan karena dari kisah Nabi Nuh sebenarnya terdapat muatan nilai keuangan yang sangat indah dan tak lekang di makan jaman. Dalam artian bahwa dari kisanNabi Nuh memuat suatu nilai kebijaksanaan dalam mengelola keuangan. tapi nanti akan penulis jelaskan titik korelasi kisan tersebut dengan pengelolaan keuangan. Saat ini akan diarahkan dulu pada bagaimana pemknaan ceritera Nabi Nuh dari aspek spiritual lalu dilanjutkan dengan korelasinya dengan seni mengelola keuangan yang tepat,
Dari aspek spiritual, kisah Nabi Nuh mengajarkan pada kita tentang bagaiman perilaku yang taat pada Allah sehingga disayangi dan dicintai oleh Allah. Selain itu, kisah tersebut juga memuat arti pentingnya persiapan dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Logikanya adalah ketika saat kehidupan Nabi Nuh hidup, orang-orang saat itu tidak mempedulikan peringatan dari Allah bahwa kehidupan mereka menyimpang jauh dari yang diharapkan sehingga mereka dibinasakan dari kolong langit menggunakan air bah, dan hanya Nabi Nuh sekeluarga saja yang diselamatkan menggunakan sebuah bahtera. Dan bahtera itulah yang membuat hidup Nabi Nuh sekeluarga selamat. Yah kira-kira seperti itulah gambaran kehidupan Nabi Nuh, namun seperti tujuan dari tulisan ini yaitu ingin belajar dari kisah tersebut untuk dikaitkan dengan seni mengelola keuangan yang tepat sasaran maka pada penjelasan selanjutnya akan diarahkan pada hal tersebut.
Keterkaitan serta kebermaknaan dari kisah Nabi Nuh dengan seni pengelolaan keuangan pribadi yaitu pada aspek “persiapan (prepare)”. Nalarnya adalah ketika masih hidup Nabi Nuh berperilaku yang baik dan benar hingga mampu membuat bahtera yang menyelamatkan diri mereka. Sama halnya juga mengelola uang, yaitu membutuhkan suatu pola perilaku yang baik dan benar sehingga mudah untuk mempersiapkannya secara benar. Spesifiknya yaitu ketika menerima uang, pola perilaku harus mendukung pengelolaan keuangan yang sehat dan tentu saja hal itu perlu juga didukung dengan “persiapan” yang matang. Janganlah memiliki gaya hidup boros dan lupa mempersiapkan rencana keuangan masa depan sehingga akan masuk dalam kondisi kesulitan keuangan.
Lanjut bahwa melalui persiapan yang matang dalam mengelola keuangan akan sangat membantu mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar sehingga suatu kesesuaian mengelola keuangan menjadi kenyataan. Sampai di sini, sekiranya pembaca dapat memahami bagaimana kisah Nabi Nuh yang sudah terjadi beribu-ribu tahun yang lalu namun nilai keutamaannya sangat relevan hingga saat ini. Dan salah satunya yang ditulis dalam tulisan ini yaitu aspek “persiapan (prepare)”, dan jika didibaratkan akan berbunyi “sedia payung sebelum hujan dan bukan sedia payung setelah hujan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar