Kesehatan
merupakan hak semua orang dan untuk itu perlu diupayakan secara sungguh-sungguh
supaya masyarakat mendapatkan hak kesehatannya dengan baik dan benar. Untuk
itulah, dalam program revolusi kesehatan ibu dan anak (KIA) diselenggarakan
supaya akses kesehatan masyarakat menjadi merata. Revolusi KIA merupakan suatu
program terencana yang dikembangkan supaya setiap ibu hamil dapat melahirkan di
fasilitas kesehatan yang memadai atau sepantasnya dan juga bagaimana bayi baru
lahir atau neo natal juga mendapatkan pertolongan yang memadai. Dari program
tersebut, tampak bahwa kesehatan ibu hamil (BUMIL) dan bayi neo natal
mendapatkan perhatian yang dilanjutkan dengan aksi nyata. Dan tentu saja tujuan
utamanya adalah mencegah kematian BUMIL dan bayi neo natal dan menuju
kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat.
Berpijak
pada penjelasan di atas sangat tampak bahwa revolusi KIA merupakan suatu upaya
yang dilandasi nilai spiritual, yang mana merupakan fokus pada tulisan ini.
Oleh karena itu, tulisan ini tidak membahas aspek teknisnya melainkan lebih
pada dasar filosofis dari program revolusi KIA. Untuk itu, apabila ditinjau
dari filsafat manusia sangat tampak bahwa program KIA merupakan upaya untuk
memanusiakan manusia. Dalam artian, program revolusi KIA adalah program yang
memiliki nilai mengangkat harkat dan martabat manusia menuju proses penjadi dan
semakin mendekati fitrah manusia (nobel
creature or imagodei).
Lanjut
bahwa program revolusi KIA juga merupakan suatu upaya yang mendewasakan dan
memandirikan manusia yang dimulai dari proses penyadaran agar BUMIL melahirkan
di fasilitas kesehatan yang patas sehingga dapat ditolong oleh tenaga kesehatan
yang handal juga. Spesifiknya yaitu program revolusi KIA merupakan program yang
diarahkan untuk memotivasi kesadaran masyarakat bahwa kesehatan itu merupakan
kekayaan yang tak ternilai sehingga perlu mendapatkan perhatian secara
mendalam. Terkait kekayaan tak ternilai itulah, program revolusi KIA semakin
membuat keluarga menjadi sadar akan pentingnya kesehatan sebagai aspek
operasionalisasi. Logikanya adalah bermodalkan kesehatan yang baik maka manusia
dapat menjalankan eksistensinya dengan baik dan bagaimana apabila manusia
menjadi sakit maka tentu saja akan sangat menghambat operasionalisasi eksistensi
manusia itu sendiri.
Selain
itu, program revolusi KIA juga merupakan suatu upaya nyata bahwa manusia
dilahirkan oleh ibu, karena itu perlu adanya kesadaran bahwa kasih ibu tidak
terbatas seperti matahari yang tidak pernah bosan-bosannya menyinari dunia.
Dengan kata lain, program revolusi KIA merupakan suatu upaya nyata yang memuat
nilai kehidupan (virtue value) bahwa
“surga berada di bawah telapak kaki ibu” sehingga upaya penyelamatan BUMIL dan
bayi neo natal merupakan suatu perwudan dari surga dibawah telapak kaki ibu.
Dan hal ini merupakan suatu ungkapan rasa syukur pada sang Agung bahwa manusia
adalah makluk noble creature. Karena
itu kesadaran atas tanggung jawab yang terindikator dalam niat sungguh-sungguh mensukseskan
program revolusi KIA sebenarnya mendeskripsikan suara hati murni untuk melihat
sesama sebagai manusia.
Sehubungan
dengan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa program revolusi KIA
merupakan suatu program yang patut dan sekali lagi patut diupayakan oleh
segenap jiwa dan raga, yang apabila dikerucutkan dapat dikatakan bahwa peran
masyarakat, institusi, nakes, keluarga dan individu sangat vital dibutuhkan
untuk mendorong kesuksesan program revolusi KIA. Untuk itu, perlu adanya semangat
dan niat yang kuat untuk melakukan program revolusi KIA dan tentu saja semua
itu dilakukan jangan disertai berbagai maksud lain melainkan hanya tertuju pada
memanusiakan manusia melalui proses persalinan di faskes yang memadai dan ditolong
oleh nakes yang memadai juga. Dalam hal ini, terindikasi bahwa program revolusi
KIA merupakan suatu upaya demokrasi kesehatan sehingga kemiskinan dan kesehatan
yang kerap kali menjadi masalah dapat dikikis sampai habis dan menuju
masyarakat yang bukan hanya cerdas kreatif inovatif melainkan juga sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar