Judul di atas
merupakan suatu lirik lagu yang dinyanyikan oleh Obi Besakh dan cukup
terpopuler sejak pertama kali dinyanyikan hingga kini. Dan penulis juga senang
dengan judul lagu tersebut karena itu penulis mencoba membahasnya dari
perspektif berbeda yakni dalam bidang politik. Tepatnya yaitu bagaimana Jangan
Ada Dusta Diantara Kita memiliki keeratan hubungan dengan bagaimana interaksi
antara manusia ketika berpolitik. Lanjut bahwa dalam berpolitik seringkali orang
namun bukan semua orang berpolitik berperilaku seperti ini bahwa orang
seringkali menggunakan senjata bermuka dua untuk mendapatkan kekuasaan, dan hal
ini kadang-kadang sudah menjadi hal yang lumrah dalam berpolitik.
Ketika
berpolitik, seseorang yang begitu luar biasa mendapatkan kekuasaan akan mencoba
berdusta dengan berjanji ini itu namun ketika sudah menduduki suatu jabatan
maka yang terjadi adalah semuanya hanyalah tinggal kenangan dan kenangan itu
dalam tulisan ini diartikan sebagai tidak pernah terjadi atau hanya ilusi saja.
Ketika sudah kondisi sudah seperti itu, orang hanya akan diam dan tidak bisa
melakukan apa-apa karena bagaimana pun posisi jabatan yang sudah diduduki
menjamin posisinya yang layak dan tak tersentuh.
Berpijak pada
ulasan sebelumnya, relevansi Jangan Ada Dusta Diantara Kita dalam berpolitik
sangat erat dan hal itu sangat bermanfaat karena perlahan tapi pasti akan
menggugah cara berpolitik. Dalam artian bahwa akan mencoba menggunakan
cara-cara yang ebrmuatan etis ketika berpolitik dan bukan hanya menjadikan
tujuan menghalalkan semua cara dan ketika terjadi efek negatif maka yang
terjadi hanya menghilang atau mencari kambing hitam untuk disalahkan. Penulis
akui bahwa memang untuk mengaplikasikannya sangat sulit ketika seseorang berpolitik
namun bagaimanapun etika dalam berpolitik patut diperjuangkan.
Sehubungan
dengan penggunaan etika dalam berpolitik yang mana dalam tulisan ini berslogan
Jangan Ada Dusta Diantara Kita dapat diawali dari bentuk pendidikan politik.
Dalam arti bahwa mata pelajaran etika berpolitik dan etika bisnis dapat memuat nilai-nilai
Jangan Ada Dusta Diantara Kita seperti bagaimana menekankan bahwa bermuka
topeng itu merupakan suatu pelanggaran etika dan variasinya. Sampai di sini,
tampak bahwa Jangan Ada Dusta Diantara Kita dapat diawali dari kepala yang mana
bermakna bahwa paradigmanya yang harus dibenahi sehingga jangan terjebak dalam
prinsip menggunakan segala cara untuk mencapai suatu tujuan.
Selain itu,
dapat juga diawali dari pendidikan keluarga sehingga anggota keluarga menjadi
tetanam nilai Jangan Ada Dusta Diantara Kita dan mulai berperilaku tulus
seperti merpati dan cerdik seperti ular. Dalam arti bahwa tulus menggambarkan
tujuan mulia atau alasan mengapa harus memperoleh kekuasaan serta bagaimana
menggunakannya dengan bijak. Sedangkan cerdik berarti sikap untuk mencari cara
memperoleh kekuasaan menggunakan cara-cara etis sehingga kombinasi dari tulus
dan cerdik akan menjadikan manusia yang berpolitik dengan berlandaskan
cara-cara beretika untuk memperoleh kekuasaan. Dengan demikian, selamat
menjalani politik yang berlandaskan Jangan Ada Dusta Diantara Kita.