Berbuat baik
yang tulus merupakan perbuatan mulia dan semua agama pun bahkan keyakinan yang
ada dalam berbagai agama adat pun mengakuinya. Hanya saja dalam aplikasinya
dapat saja ditemukan kebalikannya namun tidak berarti semua orang seperti itu. Menimbang
kebaikan itu pada hakikinya adalah miliknya manusia dan diberikan secara
cuma-cuma oleh sang Kuasa. Lanjut, bermodalkan kebaikan hati yang tulus itulah,
manusia dalam menjalankan eksistensinya mengalami perubahan atau pun
perkembangan sehingga manusia mampu membuat peradaban yang berarti.
Kembali pada
kenyataannya bahwa tidak semua manusia memiliki kesadaran untuk melakukan
kebaikan maka dalam tulisan ini disebut sebagai kebaikan formalin yang pada
hakikinya merupakan kepalsuan atau manusia bertopeng. Untuk itu, dalam tulisan
ini akan lebih diarahkan pada bagaimana mendeteksi kebaikan formalin. Menurut
pandangan penulis bahwa cara konkrit untuk mendeteksinya adalah belajarlah dari
pengalaman dan juga mengumpulkan informasi dari beberapa pihak. Menimbang apabila
hanya mengumpulkan informasi pada satu pihak saja berpeluang mengalami
kekeliruan. Oleh karena itu, mendeteksi lebih baik dengan menggunakan akal
sehat dan rasional.
Namun bukan
berarti bahwa kita berpikiran negatif pada seseorang yang memang pada awalnya
melakukan kebaikan formalin namun seiring berjalannya waktu mengalami
pencerahan. Untuk itu, ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial, tidak
berarti kita menutup diri dari pergaulan melainkan bagaimana cerdik namun tetap
tulus sehingga tidak terjadi berpikiran negatif pada orang lain.
Sehubungan
dengan ulasan sebelumnya, memang penulis juga akui bahwa dalam aplikasinya
cukup sulit namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Karena seperti pepatah
bahwa hidup ini hanya terdapat dua pilihan, seperti baik adn buruk, kiri dan
kanan, bawah dan atas, laki-laki dan perempuan dan lain-lainnya. Namun sekali
lagi tetaplah berpikir kritis karena bagaimana pun manusia adalah makluk sosial
dan lingkungan sosial memberikan palung sekaligus ancaman. Jadi, bijak-bijaklah
ketika bergaul dan tetap kritis. Salah sukses...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar